Sukses

Sebab Inalum Berutang ke Luar Negeri untuk Beli Saham Freeport

Inalum menargetkan sudah mengantungi uang pinjaman pada November‎ 2018 untuk menguasai saham Freeport.

Liputan6.com, Jakarta PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) berencana meminjam uang untuk membeli 41,64 persen‎ ‎PT Freeport Indonesia senilai USD 3,85 miliar. Sumber pendanaan berasal dari 10 bank asing.

"Kita di-support perbankan asing atau luar, tapi tidak dari China," kata Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Dia mengungkapkan, sumber pinjaman dari bank asing dipilih untuk menghindari Dolar Amerika Serikat (AS) mengalir ke luar negeri. Sementara jika menggunakan perbankan dalam negeri, maka stok Dolar AS yang ada di dalam negeri akan berkurang. Hal ini akan berujung pada pelemahan rupiah.

"Kalau ditanya kenapa tidak pakai bank dalam negeri supaya tidak ada uang keluar," tuturnya.

Dia menargetkan, Inalum sudah mengantungi uang pinjaman pada November‎ 2018. Dengan demikian, pembelian 41,64 persen saham Freeport Indonesia dapat dilunasi pada Desember 2018. Dengan begitu saham Freeport Indonesia yang dimiliki pihak nasional genap menjadi 51 persen.

‎"Inalum akan finalisasi pendanaannya November sudah selesai, sehingga bisa melakukan penyelesaian divestasi di bulan Desember," dia menandaskan.

2 dari 2 halaman

Transaksi Pembelian Saham Freeport Tuntas Desember 2018

Manajemen PT Indonesia Asaham Alumunium (Inalum) optimistis, penyelesaian ‎pembelian 41,64 persen‎ saham PT Freeport Indonesia selesai Desember 2018.

Pelunasan pembelian saham PT Freeport Indonesia tersebut untuk menggenapi kepemilikan saham menjadi 51 persen. Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan transaksi ‎pelunasan pembelian 41,64 persen saham Freeport Indonesia akan dilakukan dengan dua pihak, yaitu Freeport McMoran dan Rio Tinto sebagai pemilik 40 persen hak partisipasi pengelolaan tambang Grasberg di Papua.

Pelunasan pembayaran keduanya, ditargetkan bisa selesai pada Desember 2018. "Rencananya InsyaAllah akan kita selesaikan bulan Desember antara dengan Rio Tinto dan Freeport,"‎ kata Budi, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Budi mengungkapkan, dana yang dibutuhkan untuk membeli 41,64 persen saham Freeport Indonesia sebesar USD 3,85 miliar. Saat ini Inalum finalisasi pinjaman untuk membeli saham tersebut.

‎"Nilai pengambil alihannya ditentukan di HOA (perjanjian) sebesar USD 3,85 miliar," tutur dia.

Budi menargetkan, Inalum sudah mengantongi uang pinjaman pada November‎ 2018, sehingga pembelian 41,64 persen saham Freeport Indonesia dapat dilunasi pada Desember 2018. Dengan begitu saham Freeport Indonesia yang dimili pihak nasional genap menjadi 51 persen.

‎"Inalum akan finalisasi pendanaannya November sudah selesai, sehingga bisa melakukan penyelesaian divestasi di bulan Desember," ujar dia.