Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) tidak ajan menggadaikan aset sebagai jaminan pinjaman untuk membeli 41,64 persen saham PT Freeport Indonesia senilai USD 3,85 miliar.
Head of Corporate Communication Inalum Rendi Achmad Witular mengatakan, ‎Inalum tidak memberikan jaminan apapun ke pihak bank penyedia pinjaman yang membantu perseroan untuk membeli saham Freeport Indonesia.
"Tidak ada yang dijaminkan, enggak ada jaminan saham atau aset," kata Rendi, di Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Advertisement
Inalum bisa mendapat pinjaman tanpa jaminan karena Freeport Indonesia memiliki potensi bisnis yang bagus, tidak memiliki utang dan memiliki keuangan yang baik sehingga bisa menghidupi perusahaan sendiri.
Baca Juga
Inalum akan meminjam uang untuk membeli 41,64 persen‎ ‎Freeport Indonesia senilai USD 3,85 miliar. Sumber pinjaman tersebut berasal dari 10 bank asing.
"Kami dapat support perbankan asing atau luar, tapi tidak dari China," kata Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin.‎
Sumber pinjaman dari bank asing dipilih Inalum untuk menghindari dolar Amerika Serikat (AS) keluar negeri.
Jika menggunakan perbankan dalam negeri, maka stok dolar AS yang ada di dalam negeri akan berkurang, hal ini akan berujung pada pelemahan rupiah.
"Kalau ditanya Kenapa pakai bank dalam negeri supaya tidak ada uang keluar," tuturnya.
Dia menargetkan, Inalum sudah mengantungi uang pinjaman pada November‎ 2018, sehingga pembelian 41,64 persen saham Freeport Indonesia dapat dilunasi pada Desember 2018. Dengan begitu saham Freeport Indonesia yang dimili pihak nasional genap menjadi 51 persen.
‎"Inalum akan finalisasi pendanaannya Novermber sudah selesai, sehingga bisa melakukan penyelesaian divestasi di bulan Desember," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Inalum dan Freeport Akan Susun Manajemen Bersama
Sebelumnya, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dan Freeport McMoran Inc (FCX) akan menyusun komposisi manajemen PT Freeport Indonesia secara bersama.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Kedua perusahaan akan menentukan manajemen setelah 51 persen saham Freeport Indonesia resmi dimiliki Inalum.
BACA JUGA
"Jadi kita akan pilih bersama," kata dia di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Jumat 28 September 2018.
‎Menurut Budi, pemilihan bersama manajemen atau Direksi Freeport Indonesia merupakan upaya, untuk menjaga situasi antar kedua belah pihak tetap kondusif. Pasalnya, jika terjadi perselisihan akan mengganggu kegiatan operasi.
"Kita akan pilih bersama-sama. Kita perhatikan yang terbaik supaya jangan terganggu," tutur dia.
Budi mengungkapkan, kegiatan produksi pertambangan harus berjalan‎. Hal ini untuk menciptakan kepercayaan penyedia dana pinjaman untuk membeli saham Freeport Indonesia.
"Karena banyak proses pengambilalihan itu, teman-teman tahu sendiri kalau nggak mulus produksinya turun. Itu yang ingin kita pastikan tidak terjadi. Apalagi kita pinjam," dia menandaskan.
Advertisement