Liputan6.com, Jakarta - Investasi merupakan kebiasaan yang harus ditanamkan sejak muda. Perkataan tersebut tentu sudah sering Anda dengar.
Selain bisa mengembangkan keuangan, berinvestasi juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi inflasi agar kondisi finansial tidak terhambat.
Menurut perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto, semakin muda seseorang mulai berinvestasi semakin bagus. Bahkan pengusaha dan investor sukses asal AS Warren Buffett mulai berinvestasi sejak berusia 11 tahun.
Advertisement
Mengelola keuangan dengan benar bisa membuat Anda merdeka finansial sejak muda. Namun yang seringkali menjadi pertanyaan adalah dari mana harus memulainya? Ada begitu banyak jenis investasi yang bisa dipilih dengan keuntungannya masing-masing.
Baca Juga
Seringkali ini malah membuat anak muda yang berencana investasi menjadi bingung. Akhirnya, niat untuk berinvestasi malah diurungkan. Agar bisa merealisasikan niat berinvestasi di usia muda, simak 6 tips di berikut ini, seperti ditulis Minggu, (21/10/2018):
1. Tentukan target
Eko menyatakan, langkah paling pertama yang harus dilakukan seseorang dalam berinvestasi adalah punya mimpi. "Jadi mau diapain ini uangnya, sehingga kita tahu kapan mau tercapai investasi tadi,” ujarEko saat dihubungi Liputan6.com.
Tujuan ini akan menentukan arah investasi, seperti jangka waktu investasi yang dipilih dan investasi jenis apa yang sesuai. Oleh karena itu, pastikan Anda tidak sekadar ikut-ikutan atau terpengaruh orang lain dalam berinvestasi.
2. Pilih jenis investasi yang tepat
Setelah menentukan tujuan yang ingin dicapai, barulah Anda memilih investasi yang cocok dengan target. Jika target berjangka panjang, Anda bisa memilih jenis investasi yang berisiko tinggi tetapi memiliki hasil (return) yang juga tinggi.
"Misal targetnya tidak tercapai pun masih ada waktu untuk memperbaiki. Misalnya investasi saham dan emas. Walaupun bisa naik turun, secara historical dalam jangka panjang emas dan saham selalu naik,” lanjut Eko.
Sebaliknya, jika target yang ingin dicapai merupakan jangka pendek, pilihlah investasi berisiko rendah, misalnya lewat deposito.
Advertisement
3. Mempelajari investasi yang dipilih
Setelah memilih, pelajari benar-benar produk investasi tersebut, mulai dari cara kerja produk hingga legalitas penerbit.
"Jadi harus pelajari misalnya kalau emas bagaimana naik turunnya, saham juga. Harus tahu juga kalau saham sekuritasnya bagus atau enggak, legal atau enggak. Kalau emas siapa yang mengeluarkan emasnya, terdaftar atau enggak," tutur Eko.
4. Berhati-hati dengan investasi bodong
Dalam memilih produk, Anda juga harus berhati-hati agar tidak menjadi korban penipuan berkedok investasi. Eko menyampaikan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi legalitas perusahaan investasi.
Pertama, Anda harus mulai was-was apabila tingkat return yang ditawarkan terlalu tinggi. Cari tahu bagaimana hasil tinggi tersebut didapatkan. Selain itu, Anda juga mengecek apakah perusahaan tersebut terdaftar di Otorotias Jasa Keuangan (OJK), misalnya lewat portal Investor Alert Portal (IAP).
5. Mulai secepatnya
Yang paling penting dari berinvestasi di usia muda adalah mulai secepatnya. Jangan menunggu atau menunda-nunda. Mulai dengan menyisihkan minimal 10 persen dari penghasilan setiap bulannya.
Apalagi, beberapa jenis investasi bisa dimulai dengan jumlah yang tak begitu besar, seperti tabungan emas dan reksadana. "Karena emas dan reksa dana bisa dimulai dari Rp 100 ribu. Bahkan Rp 50 ribu pun bisa untuk tabungan emas," ujar Eko.
6. Jadikan kebiasaan
Berinvestasi tidak bisa main-main dibutuhkan kekonsistenan dan komitmen agar hasil yang ditargetkan bisa dicapai. Apalagi bila investasi yang disasar adalah yang berjangka panjang.
"Kalau masih muda, mulai saja dulu. Tidak usah lihat hasilnya setiap hari. Yang penting komitmen untuk jangka panjang. Nanti akan berkembang sendiri," tutur Eko. (Felicia Margaretha)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement