Liputan6.com, New York - Tak semua orang terlahir sempurna. Begitu pula dengan miliarder-miliarder terkaya di dunia seperti Bill Gates, Elon Musk dan Mark Cuban yang hidupnya tampak sempurna dengan total kekayaan yang hanya bisa jadi impian bagi sebagian orang.
Sebelum sukses seperti sekarang, ketiga miliarder tersebut ternyata juga melakukan kebiasaan buruk dalam menjalani kesehariannya.
Advertisement
Baca Juga
Namun demi mencapai kesuksesan yang diimpikan, ketiganya berusaha menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
Melansir laman CNBC, berikut tiga kebiasaan buruk yang sering dilakukan ketiga miliarder tersebut sebelum sukses seperti sekarang:
1. Bill Gates, suka menunda pekerjaan
Sering melakukan pekerjaan justru ketika waktunya sudah mepet sekali? Begitu pula yang dialami Bill Gates saat masih muda. Saat masih berkuliah di Harvard University, Gates adalah orang yang sangat sering menunda pekerjaan.
Menurutnya, tak ada yang bisa didapat dari melakukan pekerjaan terburu-buru karena waktunya tinggal sedikit. Menurutnya, tak akan ada yang menghargai Anda jika melakukan pekerjaan tergesa-gesa.
"Menunda pekerjaan adalah kebiasaan yang sangat buruk," katanya.
Â
2. Elon Musk, pecandu kafein
Pendiri Tesla ini sering bekerja hingga 120 jam per minggu, hingga ia sangat jarang tidur. Untuk bertahan dari rasa kantuknya, Musk harus mengkonsumsi banyak minuman berkafein.
"Waktu itu, saya sepertinya minum delapan kaleng cola per hari atau sejenisnya dan itu seperti lelucon," katanya.
Dia juga harus berjuang agar lepas dari kecanduannya terhadap kopi. Kecanduannya bahkan membuat tubuhnya kelebihan kafein dan berdampak buruk bagi kesehatannya.
Namun kini Musk telah berhasil mengatasinya dan mengusahakan untuk cukup tidur agar terlepas dari kecanduannya tersebut.
Â
Advertisement
3. Mark Cuban, tidak pandai berkomunikasi
Dengan berteriak, Anda tidak akan mungkin membuat orang memahami maksud perkataan Anda. Dan Mark Cuban harus susah payah mempelajari hal tersebut kala usianya masih 20-an."Aku dulu berteriak pada rekan saya (Martin Woodall).
Dia akan berteriak balik tentang betapa buruknya sikap saya," kenangnya.
Seiring berjalannya waktu, Cuban belajar bahwa berteriak lebih banyak berdampak negatif. Menurutnya, saat ketegangan memuncak, daya saing, keuntungan dan produktivitas justru menurun.
Maka sebagai pemimpin yang baik, orang suskes dituntut untuk menyampaikan gagasan dan rencana bisnis dengan cara yang baik pula.