Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali melanjutkan pembangunan duplikasi Jembatan Surabaya yang berada Pulau Lombok, tepatnya di Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pengerjaan ini sempat terhenti sebulan karena adanya bencana gempa.
Pembangunan duplikasi jembatan tersebut akan memperlancar transportasi, terutama angkutan barang logistik dari Mataram serta Kabupaten Lombok Barat menuju Lombok Tengah, Lombok Timur atau sebaliknya.
Advertisement
Baca Juga
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jembatan dengan total panjang 62 meter tersebut saat ini progres pengerjaannya telah mencapai 78 persen.
"Anggarannya sebesar Rp 31 miliar, dan ditargetkan akan selesai akhir Desember 2018. Kami bangun jembatan duplikasi karena jembatan yang lama jalurnya berbelok. Dengan jembatan ini kita buat lurus dan lebih lebar," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (19/10/2018).
Dia menambahkan, dengan dibangunnya jembatan tersebut maka akses masyarakat akan lebih mudah dan efisien. Ia pun menjamin, dengan adanya jembatan ini lalu lintas akan semakin lancar. "Jembatan ini berada di ruas jalan nasional dari Praya ke Mataram," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dua Paket
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX Mataram Budiamin menyatakan, pekerjaan pembangunan duplikasi jembatan Surabaya terdiri dari dua paket, yakni Jembatan Surabaya sepanjang 40 meter dan Jembatan Kokok Desa sepanjang 22 meter yang keduanya hanya berjarak 500 meter.
"Pembangunannya dilakukan sejak Maret 2018 dengan panjang 40 meter dan lebar 14 meter untuk Jembatan Surabaya. Tujuannya, untuk memperlancar arus lalu lintas di dalam kota yang tadinya 1 lajur masing-masing arah menjadi 2 lajur. Selain itu untuk aspek keselamatan dengan meluruskan jalur yang tadinya banyak tikungan," jelas dia.
Budiamin menyampaikan, dengan terbangunnya duplikasi Jembatan Surabaya juga menjadi jalan pintas dari Lombok Timur ke Lombok Tengah sehingga tidak perlu lagi memutar masuk kota Mataram. "Dari Bandara menuju ke Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur langsung lewat jalur tersebut sehingga menghemat waktu menjadi 1 hingga 1,5 jam," tuturnya.
Advertisement
Gunakan SDM Lokal
Lebih lanjut, dia menerangkan, pembangunan jembatan ini banyak menggunakan tenaga kerja setempat. Sementara untuk kebutuhan tertentu mengandalkan teknisi khusus dari luar daerah. Konstruksi pekerjaan dilakukan oleh PT Selosari dan konsultan supervisi oleh PT Parama Karya Mandiri (KSO), PT Yodya Karya (Persero) dan PT. Esti Yasagama.
Selain itu, ia mengungkapkan, pekerjaan sempat terhenti sekitar 1 bulan ketika bencana gempa melanda, lantaran hampir seluruh pekerja lokal menjadi korban bencana dan kembali ke rumah mengurus keluarganya.
"Tetapi hal tersebut tidak menghambat target penyelesaian pembangunannya, begitu selesai tanggap darurat pekerjaan langsung dilanjutkan," ungkap dia.