Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 32,45 triliun hingga akhir September 2018. Angka tersebut tumbuh 1,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 31,96 triliun.
Direktur Utama PT PP Lukman Hidayat mengatakan, pencapaian kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp 26,51 triliun (81,72 persen) dan anak perusahaan sebesar Rp 5,93 triliun (18,28 persen).
Baca Juga
“Sampai dengan September 2018 ini, perseroan berhasil merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar 66 persen dari total target yang ditetapkan manajemen perseroan, yaitu sebesar Rp 49 triliun di 2018. Perseroan optimistis dapat meraih sisa kontrak baru terhadap target yang telah ditetapkan dalam waktu 3 ini,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (19/10/2018).
Advertisement
Beberapa proyek yang berhasil diraih perseroan sampai dengan September 2018, antara lain Bandara Kulon Progo sebesar Rp 5,58 triliun, Makassar New Port Tahap IB dan IC Rp 2,49 triliun, Nipa Tank Terminal Phase 2 Rp 1,53 triliun.
Kemudian, perluasan Apron Bandara Ngura Rai Rp 1,36 triliun, Scatered Duel Fuel Engine MPP 120 MW Paket 1 Rp 1,23 triliun, Scatered Duel Fuel Engine MPP 120 MW Paket 2 Rp 1,06 triliun, Dermaga Patimban Subang sebesar Rp 1,02 triliun, Pertamina Warehouse Rp 933 miliar, Hotel Mandalika Paramount Rp 850 miliar, Runway 3 Bandara Soekarno Hatta Section 1 Rp 726 miliar dan lain-lain.
Hingga September 2018, perolehan kontrak baru Perseroan didominasi dari proyek BUMN sebesar Rp 17,12 triliun atau 52,78 persen, disusul oleh proyek swasta sebesar Rp 11,05 triliun atau 34,05 persen dan proyek pemerintah (APBN) sebesar Rp 4,27 triliun atau 13,17 persen dari total perolehan kontrak baru.
Jenis Pekerjaan
Sedangkan, perolehan kontrak baru berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, yaitu gedung sebesar 41,14 persen, bandara sebesar 18,66 persen, jalan dan jembatan sebesar 12,24 persen, pelabuhan sebesar 10,87 persen, pembangkit listrik sebesar 7,5 persen, minyak dan gas sebesar 4,73 persen. Sisanya dikontribusi oleh industri sebesar 2,66 persen, DAM 1,93 persen dan kereta api sebesar 0,27 persen.
Sementara yang terbaru, PT PP telah melakukan prosesi topping off Proyek Social Security (SS) Tower yang berlokasi di kawasan Kuningan, Jakarta. SS Tower merupakan proyek investasi yang dimiliki oleh PT Sinergi Investasi Properti di mana kepemilikannya terdiri dari BPJS Ketenagakerjaan dan PT PP.
Lukman mengungkapkan SS Tower merupakan gedung perkantoran dengan 33 lantai yang terdiri dari 3 lantai basement dan 28 lantai tower, dengan nilai kontrak sebesar Rp 480 miliar.
"Kalau dari segi biaya, proyek tersebut menelan biaya investasi hingga Rp 546 miliar, di mana sumber pendanaan berasal dari modal perusahaan dan pinjaman perbankan," kata dia.
Selaku kontraktor sekaligus pemilik proyek tersebut melalui PT Sinergi Investasi Properti, PT PP optimistis bisa menyelesaikan pembangunan proyek ini pada Maret 2019.
Advertisement