Sukses

BNI dan Bank Mandiri Percepat Pembangunan Hunian Sementara di Sigi

BNI dan Bank Mandiri fokus pada percepatan pembangunan 400 Hunian Sementara di Sigi, Sulawesi Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) fokus pada percepatan pembangunan 400 Hunian Sementara (Huntara) di Desa Lolu dan Desa Sibalaya yang terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. 

Corporate Secretary BNI, Ryan Kiryanto, mengatakan tidak hanya rumah berupa hunian sementara ini yang dilakukan untuk meringankan beban korban bencana di Sulawesi Tengah, BNI dan BUMN lain juga bersinergi untuk membangun fasilitas penunjang hidup lainnya antara lain Ruang Kelas Sementara (RUKATARA), MCK, Fasilitas Air Bersih (Sumur Bor) di Sulawesi Tengah.

"Sigi sempat menjadi kawasan terisolir sehingga aliran bantuan lebih sulit disampaikan ke kawasan tersebut. Untuk itu, BNI dan Mandiri bertindak cepat membawa bantuan yang mampu menjadi tempat tinggal sementara korban bencana gempa, tsunami, dan pergerakan tanah (liquifaksi) pada 28 September 2018 itu," kata dia, Sabtu (20/10/2018).

Pada saat bersamaan, BNI juga memastikan pelayanan perbankan terhadap masyarakat di kawasan  bencana dapat diberikan secara maksimal. Hingga saat ini,  sebanyak 17 kantor cabang dan kantor cabang pembantu di Palu, Parigi, dan Donggala telah kembali beroperasi. 

Untuk tetap memberikan layanan prima, BNI mengerahkan tenaga frontliners dari area Jakarta untuk melayani nasabah di daerah yang terkena bencana. Layanan tersebut juga didukung oleh 97 ATM yang telah kembali online dan 4 unit BNI Layanan Gerak (BLG) yang dikerahkan.

"Bekerja sama dengan BUMN, BNI berkomitmen untuk mempercepat pemulihan keadaan di daerah bencana, salah satunya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tidak hanya kebutuhan akan tempat berlindung, MCK, air minum, dan layanan perbankan, BNI mengirimkan relawan dari kaum milenial untuk membantu penyaluran bantuan ke daerah bencana," ujar Kiryanto.

Melalui stafnya yang memiliki latar belakang psikologi, BNI juga menggelar Trauma Healing dan Mental Recovery untuk menghibur anak-anak para korban bencana. 

Selain itu, BNI telah mendirikan Posko Kesehatan Gratis dan Dapur Umum di Posko BNI, membagikan air bersih, menyediakan 1.000 nasi bungkus per hari, air mineral, dan makanan instan. (Yas)

 

 

2 dari 2 halaman

Kredit BNI pada Kuartal III 2018

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatatkan penyaluran kredit pada kuartal III 2018 sebesar Rp 487,04 triliun. Angka ini tumbuh 15,6 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 421,41 triliun.

"Pada kuartal III 2018, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 65,64 triliun atau meningkat 15,6 persen dari posisi Rp 421,41 triliun pada Kuartal III-2017 menjadi Rp 487,04 triliun pada Kuartal III-2018," kata Direktur Keuangan Bank BNI, Anggoro Eko Cahyo dalam paparan kinerja keuangan PT BNI, di Kantornya, Jakarta, Kamis 18 Oktober 2018.

Anggoro mengatakan, pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kredit pada bisnis korporasi yang meningkat 18,5 persen secara year on year (YoY), terutama kontribusi dari industri manufaktur, perdagangan, restoran dan hotel, serta konstruksi.

Sedangkan pada bisnis konsumer, payroll loan masih menjadi penggerak utama dalam menumbuhkan kredit konsumer. Pada kuartal III 2018, payroll loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 43,7 persen (yoy). 

Sementara untuk kartu kredit dan BNI Griya (Kredit Pemilikan Rumah) juga mencatatkan pertumbuhan yang membaik, masing-masing sebesar 8,1 persen dan 9,1persen (yoy).

"Untuk mendukung ekspansi kredit, sampai dengan kuartal III tahun 2018, BNI mampu mendorong pertumbuhan DPK sebesar 14,2 persen (yoy), yaitu dari Rp 480,53 triliun pada kuartal III Tahun 2017 menjadi Rp 548,59 triliun pada kuartal III tahun 2018," ujar dia.

Anggoro menambahkan, pada kuartal III 2018, Perseroan juga mampu menekan cost of fund dari 3,0 persen menjadi 2,8 persen. Hal ini karena BNI mampu menjaga rasio CASA yang meningkat ke level 61,9 persen dari sebelumnya 60,4 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

"Perbaikan rasio ini didorong oleh pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan deposito,” kata dia.

BNI mencatatkan giro tumbuh 22,4 persen (yoy) pada kuartal III 2018 dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Adapun Tabungan tumbuh 12,7 persen (yoy) dibandingkan kuartal III 2017. Sementara pertumbuhan deposito lebih lambat, yaitu 9,8 persen (yoy) pada kuartal III 2018 dibandingkan tahun lalu.

"Hal ini merupakan strategi BNI dalam menjaga rasio CASA yang kuat di level 61,9 persen dan menekan biaya dana," ujar dia.

Adapun dalam upaya menghimpun dana murah, Perseroan juga terus meningkatkan hubungan baik dengan nasabah institusi atau kelembagaan, baik swasta, BUMN, maupun pemerintahan, serta mengembangkan layanan digital banking sebagai platform perbankan transaksional.

Keberhasilan dalam upaya - upaya tersebut dapat dibuktikan dengan penambahan jumlah rekening yang mencapai 11,1 juta yaitu dari 30,8 juta rekening pada kuartal III 2017 menjadi 41,4 juta rekening pada kuartal III 2018. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: