Sukses

4 Tahun Jokowi-JK, Kereta Api Semakin Hits

Transportasi semakin hits di bawah pemerintahan Jokowi-JK.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo memiliki ambisi untuk mengembalikan kembali peradaban maritim Indonesia, termasuk di dalamnya konektivitas laut. Namun, ada hasil yang mengejutkan, yaitu angkutan kereta api yang justru menjadi primadona.

Mengutip Laporan 4 Tahun Jokowi-JK, pemerintahan Jokowi telah membangun jalur kereta api sepanjang 754,59 km spoor dan peningkaan dan rehabilitasi jalur sepanjang 413,6 km spoor.

Faktor seperti kualitas yang makin modern dan harga yang terjangkau membuat pertumbuhan penumpang kereta api lebih tinggi ketimbang angkatan udara. Tercatat dari tahun 2014-2017, penumpang KA naik 8,9 persen. Itu lebih tinggi dari angkutan udara yang 6,5 persen.

Sama halnya dengan pengangkutan logistik yang mana pemakaian moda kereta api naik sampai 7,8 persen di tahun 2014 - 2017. Angkutan laut hanya tumbuh 3 persen dan angkutan udara 2,7 persen.

Pembangun rel kereta api di luar pulau Jawa pun makin digencarkan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah Kementerian Perhubungan yang mempercepat pembangunan jalur KA yang akan menghubungkan Kota Makassar hingga Parepare sepanjang sepanjang 145 km.

Lebih lanjut, pembangunan Light Rail Transit (LTR) dilakukan di Jawa dan Sumatera Selatan. LTR Palembang dicanangkan melayani 13 stasiun per Oktober ini.

Di daerah Jakarta, LRT dan Mass Rapid Transit (MRT) dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2019 mendatang. Ketergantungan publik pada kendaraan pribadi pun diharapkan akan berkurang.

2 dari 2 halaman

Pembangunan Jalur Lainnya

Sekadar informasi, sampai tahun 2018 telah terbangun jalan tol sepanjang 947 KM. Fokus pemerintah pun tidak hanya di jalan tol semata, melainkan jembatan.

Jembatan yang terbangun memiliki total sepanjang 39,8 KM. Ada juga pembangunan jembatan gantung sebanyak 134 unit.

Hingga 2018, juga telah dibangun 10 bandara baru, revitalisasi dan pengembangan 408 bandara di daerah rawan bencana dan wilayah perbatasan, serta pembukaan jembatan udara di wilayah terpencil seperti di Papua.

Sedangkan untuk pelabuhan, selama empat tahun ini telah terbangun 19 pelabuhan dan 8 pelabuhan masih proses pembangunan. Selain itu, kapasitas angkut juga meningkat dari 2014 sebesar 16,7 juta Teus menjadi 19,7 juta Teus.