Liputan6.com, Jakarta - Pada Sabtu, 21 Oktober 2018, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla genap memasuki tahun keempat. Dalam perjalanannya sebagai pemimpin, Jokowi kerap membahas pentingnya pembangunan infrastruktur agar pertumbuhan ekonomi semakin merata.
Fokus Presiden Jokowi adalah mengembalikan peradaban maritim dengan memperkuat konektivitas laut. Namun, itu tidak berarti pembangunan lain dijadikan nomor dua, karena pembangunan era Jokowi turut berfokus pada konektivitas darat, laut, dan udara.
Advertisement
Baca Juga
Tidak hanya jalur transportasi, infrastruktur pendukung ekonomi seperti bendungan dan embung yang efek ekonominya bisa langsung dirasakan petani juga digencarkan pembangunannya. Ada pula pembangunan jaringan telekomunikasi agar seluruh Indonesia dapat merasakan koneksi internet yang berkualitas.
Untuk melihat sejauh mana realisasi janji pembangunan Jokowi, Liputan6.com telah merangkum daftarnya. Dilansir dari Laporan 4 Tahun Jokowi-JK, Senin (22/10/2018), berikut pembangunan di era Presiden Joko Widodo:
1. Jalur Darat - Kereta Api Jadi Primadona
Hingga tahun 2018, pemerintahan Jokowi-JK berhasil membangun jalan sepanjang 3.432 km dan jalan tol sepanjang 947 km. Pembangunan jembatan juga dilakukan, yakni sepanjang 39, km dan jembatan gantung 134 unit.
Pemerintahan Jokowi juga membangun jalur kereta api sepanjang 754,59 km spoor dan peningkatan dan rehabilitasi jalur sepanjang 413,6 km spoor.
Pembangunan rel kereta api di luar pulau Jawa pun makin digencarkan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah Kementerian Perhubungan yang mempercepat pembangunan jalur KA yang akan menghubungkan Kota Makassar hingga Parepare sepanjang sepanjang 145 km.
Lebih lanjut, pembangunan Light Rail Transit (LTR) dilakukan di Jawa dan Sumatera Selatan. LTR Palembang dicanangkan melayani 13 stasiun per Oktober ini.
Di daerah Jakarta, LRT dan Mass Rapid Transit (MRT) dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2019 mendatang. Ketergantungan publik pada kendaraan pribadi pun diharapkan akan berkurang.
Jalur kereta api pun semakin populer di kalangan masyarakat. Tercatat, rata-rata pertumbuhan penumpang kereta api antara 2014-2017 mencapai 8,9 persen. Angka itu mengalahkan pertumbuhan penumpang pesawat yang hanya 6,5 persen.
Advertisement
2. Jalur Udara - Daerah Terpencil Makin Sejahtera
Beralih ke jalur udara, pemerintahan Joko Widodo. Pembangunan bandara telah dilakukan di berbagai pulau, mulai dari Papua sampai Kalimantan.
Beberapa bandara yang sukses dibangun adalah Bandara Maratua di kabupaten Berau, bandara Kertajati di Majalengka, Bandara Morowali di kabupaten Morowali, dan Bandara Werur yang berdekatan dengan kawasan wisata Raja Ampat.
Sama halnya dengan jalur darat, pembangunan di era Jokowi ikut berfokus pada revitalisasi. Sebanyak 408 bandara telah direvitalisasi dan dikembangkan. Bandara-bandara tersebut berada di daerah rawan berencana, terisolasi, dan wilayah perbatasan.
Meski pertumbuhan penumpang angkutan udara lebih rendah dari kereta api, tetapi pembangunan jalur udara memberi hasil ekonomi signifikan bagi daerah terpencil atau sulit dijangkau. Sebab, terjadi penurunan selisih harga kebutuhan pokok sebesar 57,21 persen berkat transportasi udara.
3. Jalur Laut - Bangun Peradaban Maritim
Sebagai negara kepulauan, laut tidak akan lepas dari perekonomian Indonesia. Hal ini tidak hanya dalam artian industri perikanan, melainkan dalam pengiriman logistik antar pulau yang bisa semakin terjangkau via laut.
Hingga 2018, pemerintahan Jokowi berhasil membangun 19 pelabuhan. Sekali lagi, pembangunan tersebut juga digencarkan di timur Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Pelabuah Laut Tapaleo di Maluku Utara dan Pelabuhan Untia di Makassar. Yang tak kalah fenomenal adalah pembangunan Makassar New Port yang kelak akan menjadi pelabuhan terbesar di timur Indonesia, serta bisa mengirim logistik dari wiayah timur langsung ke negara-negara Asia Tenggara dan Timur.
Kapasitas pengangkutan barang lewat laut meningkat dari 16,7 juta TEUs/tahun pada 2014 menjadi 19,7 juta TEUs per/tahun pada 2017. Pembangunan pelabuhan bisa menjadi insentif pagi pebisnis dan eksportir, sebab biaya pengiriman logistik semakin murah.
Advertisement
4. Pembangunan Telekomunikasi - Fiber Optik di Nusantara
Pembangunan infrastuktur jalanan didampingi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang gencar membangun jaringan fiber optik di Indonesia. Proyek yang disebut Palapa Ring ini akan menghasilkan serat optik sepanjang 36 ribu km.
Proyek ini terbagi atas tiga bagian, Palapa Ring Barat di Kepulauan Meranti, Kepulauan Anambas, Tanjung Bemban, dan Kuala Tungkal.
Kemudian, Palapa Ring Tengah yang akan menghubungkan 17 kota/kabupaten yang berada di provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Lalu ada Palapa Ring Timur untuk daerah Papua dan Papua Barat.
Penyelesaian pembangunan PLP Barat sudah 74 persen, diikut PLP Tengah yang mencapai 35 persen, dan PLP Timur saat ini baru mencapai 18 persen. Namun, PLP Barat sudah dapat beroperasi sejak Maret lalu. Lebih lanjut, sebanyak 175 ribu menara BTS telah diperkuat, dan mobile coverage sudah mencangkup sampai 75 ribu kelurahan.
5. Infrastruktur untuk Pangan
Pembangunan yang berorientasi pada ketahanan pangan mencangkup bendungan, embung, dan jalur irigasi. Salah satu bendungan yang dibangun adalah Bendungan Tanju di Nusa Tenggara Barat.
Ada pula Bendungan Jatigede yang telah beroperasi pada Januari 2017 lalu. Bendungan ini sejatinya merupakan visi Presiden Soekarno yang selesai di era Jokowi.
Pembangunan embung dilakukan oleh Kementerian PUPR (846 unit), Kementerian Pertanian (2.348), dan Kementerian PDTT (1.927). Totalnya sejauh ini adalah 5.121 embung.
Jaringan irigasi juga dikembangkan. Pembangunan jaringan baru seluas 860.015 hektar, dan yang direhabilitasi mencapai 2.319.693 hektar.
Advertisement