Sukses

Optimisme Pertumbuhan Kredit Beri Tenaga ke Rupiah

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.184 per dolar AS hingga 15.200 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) Bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (22/10/2018), rupiah dibuka di angka 15.200 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 15.187 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah menguat ke angka 15.190 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.184 per dolar AS hingga 15.200 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 12,04 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.192 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 15.221 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah menguat seiring respons positif pelaku pasar uang terhadap survei Bank Indonesia (BI) mengenai pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini," kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.

Dalam survei BI, rata-rata responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2018 akan mencapai 11,5 persen, lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2017 sebesar 8,2 persen.

Ia mengharapkan pergerakan rupiah ke depan dapat tetap bertahan di area positif, sehingga dipandang positif investor sebagai negara dengan ekonomi yang solid.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan pergerakan dolar AS juga cenderung melemah di pasar global, terutama terhadap euro dan pound sterling setelah hampir pastinya disepakati perjanjian keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

"Rupiah menguat terimbas sentimen global itu. Rupiah kemungkinan akan bergerak di kisaran level 15.150 per dolar AS hingga 15.200 per dolar AS," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Rupiah Melemah, Pemerintah Mesti Disiplin Kelola Anggaran

Nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan rupiah tembus 15.200 per dolar.Meski demikian, ekonomi Indonesia saat ini dinilai masih kuat.

Kondisi ekonomi Indonesia pada 2018 berbeda dengan 1998 meski nilai tukar rupiah cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Hal ini ditopang sistem keuangan Indonesia jauh lebih baik.

Hal itu disampaikan Ekonom Senior Raden Pardede saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Senin (22/10/2018).

"Kondisi seperti 1998 tidak akan terjadi. Punya keyakinan ekonomi kita jauh lebih baik. Mesin ekonomi dan sistem perbankan sudah jauh lebih baik," ujar Raden. 

Raden menuturkan, kondisi sistem perbankan jauh lebih baik dilihat dari tata kelola perbankan dibandingkan pada 1998. "Pemilik dengan pengelola sudah terjadi pemisahan  yang ketat,”"kata dia.

Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menurut Raden dalam mengawasi perbankan juga lebih baik. Ini ditunjukkan dari penyaluran kredit. "Bank tidak bisa salurkan kredit ke perusahaan sendiri. Dulu jantung tidak berfungsi dengan baik yaitu perbankannya," ujar dia.

Meski demikian, Raden mengingatkan agar pemerintah dan Bank Indonesia tetap waspada. Pemerintah dinilai harus disiplin dalam mengelola anggaran. 

Seperti diketahui, berdasarkan referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) atau kurs tengah BI, pada 20 Oktober 2014 berada di posisi 12.041 per dolar AS atau menguat dari posisi 17 Oktober 2014 di kisaran 12.222. 

Rupiah pun melemah 12,39 persen sepanjang tahun berjalan 2018. Nilai tukar rupiah sempat di posisi 13.542 per dolar AS pada 2 Januari 2018 ke posisi 15.221 per dolar AS pada 19 Oktober 2018. Rupiah sempat berada di level terendah di posisi 15.253 per dolar AS pada 11 Oktober 2018.