Liputan6.com, Chicago - Harga emas tergelincir pada hari Senin, tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kegagalan logam untuk menembus di atas level teknis utama.
Dilansir dari Reuters, Selasa (23/10/2018), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.222,13 per ounces, setelah menembus level tertinggi dalam 2,5 bulan pada pekan lalu di level USD 1.233,26 per ounce. Harga emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1.224,8 per barel.
"Kekuatan dolar dan ketidakmampuan pasar emas untuk berdagang di atas rata-rata pergerakan 100 hari telah memberi kesan bahwa emas tidak memiliki kesempatan untuk rally," kata Walter Pehowich dari Dillon Gage Metals.
Advertisement
Baca Juga
Nilai tukar dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama, menghambat permintaan emas, yang dihargai dalam mata uang AS, sementara Wall Street gagal memanfaatkan kenaikan di pasar saham Eropa dan Asia.
"Prospek fundamental untuk emas masih tampak sedikit suram meskipun pemulihan baru-baru ini, jadi saya tidak akan terkejut jika kenaikan harga emas terputus dari sini," kata Fawad Razaqzada, analis Forex.com.
Sementara itu logam mulia lainnya, paladium melonjak 3,7 persen menjadi USD 1.120 per ounce, setelah mencapai tertinggi dalam lebih dari sembilan bulan di USD 1,123.20. Pulihnya permintaan pasar menjadi pendongkrak harga paladium.
Sedangkan harga perak turun 0,4 persen menjadi USD 14,54, sementara platinum turun 0,8 persen menjadi USD 822,9.