Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berupaya mempertahankan konsumsi listrik di atas enam persen pada 2019. Upaya tersebut akan didukung dengan adanya pelanggan dengan kapasitas besar.
Direktur Perencanaan Korporat  PT PLN, Syofvi Felienty Roekman, mengatakan ‎PLN masih menghitung konsumsi listrik pada 2019. Namun, dengan melihat calon pelanggan besar konsumsi listrik bisa dipertahankan kemungkinan bisa meningkat.
"Ini masih berhitung, juga banyak yang gede-gede yang masuk. Misalnya, smelter di Sulawesi, sistem Kendari dan Sulawesi Selatan dan Barat naik. Jadi ini ngeboosting pertumbuhan," kata Syofvi‎, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Syofvi mengungkapkan, ‎saat ini pertumbuhan konsumsi listrik sekitar 6,8 persen. Pertumbuhan tahun depan akan dipertahankan sehingga revisi pertumbuhan yang dicantumkan dalam Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) tidak berubah drastis.
"Saya berharapnya paling tidak pertumbuhan konsumsi bisa saya pertahanakan. Kalaupun ada adjustment, enggak sedrastis RUPTL 2017. Asumsi pertumbuhan saya 8,3 persen, sekarang 6,8 persen. Ya paling tidak saya masih bisa mempertahankan konsumsi di atas 6 ya," tutur dia.
Untuk pembangunan pembangkit, PLN akan mengacu pada kebutuhan listrik. Jika pertumbuhan konsumsi listrik bisa dipertahankan, maka pengurangan pembangunan pembangkit bisa dihindari.
"Itu tergantung supply and demand. Kalau saya bisa pertahankan diangka tahun lalu, menggesernya bukan karena itu, tapi itu karena memang kesiapan dari pembangkitnya seperti apa," ujar dia.
Â
Infrastruktur Diperbaiki, Konsumsi Listrik Meningkat
Sebelumnya, PT PLN (Persero)‎ mencatat kenaikan konsumsi listrik di wilayah Palu dan sekitarnya, seiring dengan membaiknya infrastruktur kelistrikan yang rusak akibat gempa dan tsunami di wilayah tersebut. Direktur PLN Regional Sulawesi Syamsul Huda mengatakan, ‎saat ini beban puncak di Palu dan sekitarnya sudah mencapai 25,4 Megawatt (MW).
Sementara pada pekan lalu, beban puncak di sistem kelistrikan Palu baru mencapai 7,5 MW dari sebelumnya sebesar 1,6 MW‎. Hal ini menandakan konsumsi listrik di wilayah tersebut mengalami kenaikan.
"Tercatat juga beban puncak pemakaian listrik pada siang hari ini di Palu dan sekitarnya mencapai 25,4 MW," kata Syamsul, di Jakarta, Selasa 9 Oktober 2018.
Menurut Syamsul, meningkatkan beban puncak pemakaian listrik di kota Palu,membaiknya kondisi sistem kelistrikan Palu.‎ Saat ini seluruh penyulang di Palu sebanyak 45 penyulang telah berhasil dipulihkan oleh tim gabungan PLN.
"Dari total 2.253 gardu distribusi, kami juga telah berhasil memulihkan 50 persen atau 1.192 gardu distribusi," ujar Syamsul.‎
Syamsul menambahkan, PLN juga telah berhasil memperbaiki 7 Gardu Induk (GI) atau 100 persen GI yang ada di Palu, Donggala dan Sigi dimana seluruh GI tersebut kini telah kembali beroperasi.
Menurut Syamsul, membaiknya infrastruktur kelistrikan yang rusak akibat gempa dan tsunami di wilayah Palu, Donggala dan Sigi, tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh tim gabungan PLN untuk percepatan pemulihan listrik di wilayah tersebut. ‎
"Saat ini kami tengah berfokus untuk secara bertahap memperbaiki jaringan listrik dan gardu distribusi lainnya yang terhubung langsung dengan pelanggan yang memang terdampak cukup parah akibat gempa," kata dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement