Sukses

Hapus Disparitas Harga, Kemenhub Bangun 48 Bandara di Papua

Kementerian Perhubungan membangun pelabuhan dan bandara di beberapa tempat untuk mengurangi dan menghapus kesenjangan harga.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, konektivitas udara menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan pilar ketiga pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), yakni terkait penguatan Indonesia sentris.

Hasilnya, ia menyebutkan, logistic performance index Indonesia secara posisi telah meningkat pada tahun ini.

"Dilihat secara makro, ada suatu angka yang menarik dimana logistic performance indeks naik cukup pesat, dari posisi 63 pada 2016 pada 2016 jadi 46 pada 2018," paparnya dalam acara 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kala di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Sebagai contoh, ia menyatakan, pembangunan di wilayah terluar seperti di bagian timur Indonesia jadi salah satu pusat perhatian, lantaran banyaknya disparitas harga di daerah itu.

"Itu disebabkan di antaranya karena terbatasnya dan tidak lengkapnya angkutan ke Papua, NTT, Maluku Utara, Kalimantan Utara, Natuna. Secara langsung itu harus diselesaikan," tegasnya.

Langkah pertama yang Kementerian Perhubungan lakukan yakni membangun pelabuhan dan bandara di beberapa tempat yang menggambarkan kesenjangan harga tersebut. Sehingga, lanjut Budi, distribusi logistik bisa berjalan lebih lancar.

"Tercatat kita membangun Bandara (Nop Goliat) Selain (Kabupaten Yahukimo, Papua) untuk menggantikan bandara di Wamena. Sehingga logistik yang tadinya harus lewat Wamena sekarang bisa datang langsung dari Jakarta," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

48 Bandara di Papua

Sejauh ini, dia menyebutkan, telah terbangun 48 bandara di Papua. Meski banyak membangun lapangan udara, tak lupa juga ia mencermati faktor keselamatan penerbangan. "Kecelakaan (udara) juga sekarang sangat berkurang banyak," tambahnya.

Dia mengemukakan, upaya pembangunan konektivitas udara secara perlahan telah mampu mengendalikan kesenjangan harga barang dan bahan pokok di kawasan Indonesia Timur.

"Disparitas terjadi penurunan signifikan, memberikan harapan dan bisnis baru bagi masyarakat timur. Kesetaraan wilayah dalam infrastruktur dan strategi nasional jadi concern kami, sehingga banyak kegiatan PSN tidak hanya di perkotaan, tapi juga di daerah," tuturnya.