Sukses

Selalu Muncul Polemik, Pemerintah Wacanakan Amnesti Data Beras

Pemerintah tengah mengkaji untuk melakukan amnesti data. Dengan harapan, akan menjadi data baru yang lebih akurat.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menyadari terdapat beberapa versi tentang data beras. Perbedaan data ini pun menjadi salah satu hal yang mengganjal dalam menentukan kebijakan persoalan pertanian, khususnya beras.

Melihat hal ini, Kepala Staf Presiden Moeldoko mengaku jika pemerintah tengah mengkaji untuk melakukan amnesti data. Dengan harapan, akan menjadi data baru yang lebih akurat.

"Soal data pertanian, perlu ada amnesti data, karena ini sudah berlangsung cukup lama. Kita akan mulai hal baru, yang lama masuk arsip saja," kata Moeldoko di Kementerian Sekretariat Negara, Rabu (24/10/2018).

Moeldoko mengatakan kajian ini merupakan arahan langsung dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat menggelar rapat dengan para menteri terkait beberapa hari lalu.

"Dari Pak Wapres arahannya seperti itu tapi dilihat lagi nanti bagaimana (payung hukumnya). Tapi intinya bahwa kita ingin perbaikan ke depan bukan bicara ke belakang," papar dia.

"Soal data beras, arahnya menuju data terbaru. Yang perlu dipahami, kondisi ini terjadi sekian lama tidak evaluasi atas data. Bukan kali ini saja. Tapi kita berani melakukan perubahan, kalau tidak nanti salah terus terusan," Moeldoko mennegaskan.

2 dari 2 halaman

BPS: Produksi Beras RI di 2018 Surplus 2,85 Juta Ton

Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi produksi beras Indonesia pada tiga bulan terakhir 2018 mencapai 3,94 juta ton. Dengan adanya data ini maka Indonesia secara keseluruhan memiliki potensi produksi beras sebesar 32,42 juta ton hingga akhir tahun.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, produksi beras hingga September sebesar 28,47 juta ton. Angka merupakan angka terbaru dan valid sesuai dengan kajian metode penghitungan metode kerangka sampel area (KSA).

"Produksi beras hingga akhir tahun, perkiraan produksi beras sebesar 32,42 juta ton. Masing masing Oktober hingga Desember sebesar 1,52 juta ton, 1,20 juta ton dan 1,22 juta ton," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Sementara itu, konsumsi beras Indonesia hingga Desember 2018 diperkirakan sekitar 29,57 juta ton. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan produksi beras Januari hingga Desember 2018.

"Dengan demikian, surplus produksi beras di Indonesia pada 2018 diperkirakan sebesar 2,85 juta ton," jelas Suhariyanto.

Meskipun terdapat surplus, namun jumlah produksi ini bukan merupakan stok yang telah diserap oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).

Produksi ini masih ada di petani dan tidak bisa disebut sebagai beras cadangan nasional. "Ada surplus beras, tapi ini tersebar di petani," tandas Suhariyanto.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

Tonton Video Ini: