Sukses

PLN Pakai 90 Persen Global Bond buat Bangun Pembangkit

PT PLN (Persero) telah mendapat suntikan dana dari penerbitan obligasi atau surat utang global (global bond) USD 1,5 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) telah mendapat suntikan dana dari  penerbitan obligasi atau surat utang global (global bond) USD 1,5 miliar.

Dana tersebut sebagian besar akan digunakan untuk investasi pembangunan pembangkit. Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto, mengatakan‎ PLN menggunakan dana dari global bond untuk membiayai proyek infrastruktur kelistrikan yang dalam proses konstruksi.  Besaran dana yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan proyek yang sedang berjalan.

"Proyeknya sesuai dengan perkembangan proyek. Proyek yang sudah masuk kontruksi," kata Sarwono, di Jakarta, Kamis (25/10/20018).

Sarwono mengungkapkan, mayoritas dana dari global bond akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit listrik. Alokasinya mencapai 90 persen.

"Yang jelas proyek yang paling besar itu untuk biaya pembangkit. ‎Pembangkit saya kira ya mungkin 90 persen," tutur dia.

Dia menuturkan, pembangunan pembangkit membutuhkan dana besar. Selain itu sebagian komponen berasal dari impor. Dengan sumber pendanaan dari global bond, tidak akan mengurangi dolar Amerika Serikat (AS) yang ada di dalam negeri.

"Pokoknya kita lihat kebutuhan kita yang paling besar di pembangkit. Pembangkit itu sebagian besar 90 persen itu barangnya barang impor," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

PLN Terbitkan Global Bond

PLN kembali menerbitkan global bond senilai kurang lebih USD 1,5 miliar, perolehan dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi dan program 35 ribu Mega Watt (MW).

Global bond tersebut diterbitkan sekaligus dalam mata uang USD dan Euro, yaitu USD 500 juta dengan tenor 10 tahun tiga bulan, USD 500 juta dengan tenor 30 tahun 3 bulan, dan €500 juta dengan tenor 7 tahun, serta tingkat bunga masing-masing 5,375 persen, 6,25 persen dan 2,875 persen.

Saat penerbitan global bond ini PLN  berhasil memperoleh kupon dan beban bunga yang sangat kompetitif, meskipun suku bunga acuan USD atau Fed Fund Rate pada 2018 telah naik sebanyak 3 kali, sehingga dengan ini mampu mendukung upaya PLN untuk dapat terus menyediakan listrik kepada masyarakat dengan tarif yang terjangkau.

"Pilihan pendanaan ini cukup tepat, mengingat sebagian besar kebutuhan investasi peralatan pembangkit listrik masih harus diperoleh dari luar negeri," ‎ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Â