Sukses

INACA Usul Jam Operasi Bandara di Indonesia Timur Ditambah

Seluruh anggota INACA siap mengoperasikan beberapa pesawat tambahan di Indonesia Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Assosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carrier Association/INACA) mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan untuk menambah jam operasional bandara-bandara di wilayah Indonesia Timur.

Ketua INACA Ari Askhara mengatakan, upaya penambahan jam operasional ini demi mendukung peningkatan jumlah wisatawan ke Indonesia. Karena potensi wisata di Indonesia Timur diklaim cukup bagus.

"Kami usulkan bandara di Indonesia timur jam operasionalnya ditambah. Selama ini cuma dibuka sampai jam 5 sore. Padahal potensi wisata di Indonesia Timur cukup bagus," kata Ari Askhara di Hotel Borobudur, Kamis (25/10/2018).

Beberapa bandara yang diklaim memiliki potensi banyak wisatawan jika dibuka hingga malam hari diantaranya bandara di Labuan Bajo, Timika, Jayapura, Kupang dan masih banyak yang lainnya.

Dari sisi maskapai, Ari mengaku seluruh anggota INACA siap mengoperasikan beberapa pesawat tambahan di Indonesia Timur. "Kita siap dalam mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan wisata ke Indonesia," tegasnya.

Menurut Ari, Indonesia saat ini menjadi negara terbesar yang menguasai pangsa pasar aviasi di ASEAN mengingat pertumbuhan industri penerbangan Indonesia selalu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu sekitar 9 persen.

Kemudian, adanya sejumlah pengembangan infrastruktur bandara yang dilaksanakan pada tahun berjalan 2017-2018 tentunya juga berdampak langsung dan memiliki pengaruh positif terhadap jumlah traffic di industri penerbangan nasional.

Pertumbuhan tersebut seharusnya bisa menjadi modal Indonesia untuk memperbesar peran industri transportasi udara bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, ditambah lagi dengan adanya kesepakatan keterbukaan pasar udara antarnegara ASEAN.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jadi Tumpuan

Industri penerbangan menjadi suatu tumpuan, di mana mayoritas pergerakan sektor wisata didominasi oleh aviasi dimana maskapai penerbangan Indonesia mendukung konektivitas dan pariwisata Indonesia.

"Karena setiap jaringan kita akan memberikan makna dan nilai tambah khususnya bagi destinasi-destinasi pusat wisata dan pusat ekonomi baru," tambah Ari.

Standar keselamatan penerbangan Indonesia juga berperan terhadap peningkatan industri aviasi. Hasil audit keselamatan penerbangan Indonesia mampu mencapai 81,1 persen di mana Indonesia menduduki peringkat ke dua keselamatan penerbangan di ASEAN.