Liputan6.com, New York Harga minyak mentah dunia naik bersamaan dengan penguatan Pasar Saham Amerika Serikat (AS) usai Wall Street pulih dari krisis terburuk sejak 2011 pada hari sebelumnya. Kondisi ini menghilangkan kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi global akan memukul permintaan minyak dunia.
Melansir laman Reuters, Jumat (26/10/2018), harga minyak mentah berjangka brent LCOc1 naik 80 sen menjadi USD 76,78 per barel, karena ekuitas AS naik di tengah pendapatan perusahaan yang menguat.
Advertisement
Baca Juga
Harga patokan minyak global telah turun sekitar USD 10 per barel dari posisi tinggi USD 86,74 pada 3 Oktober. Sementara harga minyak mentah AS naik menjadi USD 67,36, atau sebesar naik 54 sen.
Harga minyak mentah terdorong lebih tinggi karena Dow Jones Industrial Average tercatat naik 1,5 persen. Sementara indeks S P 500 meningkat 1,6 persen setelah perusahaan termasuk pembuat perangkat lunak Microsoft, pembuat mobil Ford dan perusahaan media sosial Twitter melaporkan hasil laba yang tinggi untuk kuartal ketiga.Â
"Pasar saham pasti kembali membuat orang-orang yang ingin fokus pada sisi permintaan bersemangat. Ini menghapus kekhawatiran bahwa permintaan akan jatuh dari peta,"Â kata Phil Flynn, Analis Pasar Minyak Price Futures Group di Chicago.Â
Pasar keuangan telah terdampak besar oleh berbagai kekhawatiran, termasuk perang perdagangan AS-Cina, kekalahan dalam mata uang negara berkembang, meningkatnya biaya pinjaman dan imbal hasil obligasi, serta kekhawatiran ekonomi di Italia.
Analis Pasar City Indeks Fiona Cincotta mengatakan faktor di luar pasar minyak sekarang memimpin sentimen.
"Ketakutan dan kecemasan tentang ekonomi global saat ini memainkan peran yang lebih besar dalam harga minyak daripada dasar-dasar penawaran dan permintaan yang sebenarnya," kata Cincotta.
Â
Pedagang menepis laporan yang menunjukkan peningkatan pasokan minyak di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman untuk minyak mentah AS.
Stok minyak mentah Cushing naik menjadi 33 juta barel pada Selasa, meningkat hampir 1,8 juta barel dari minggu sebelumnya, kata para pedagang, mengutip laporan oleh firma intelijen pasar Genscape.
Namun para investor minyak mulai khawatir tentang peningkatan produksi minyak mentah menyusul permintaan global.
"Terlalu dini untuk menyebutnya rebound yang dapat berkelanjutan," kata Tony Headrick, Analis Pasar Energi di CHS Hedging LLC.
Gubernur OPEC Arab Saudi mengatakan pada Kamis bahwa pasar minyak dapat menghadapi kelebihan pasokan pada kuartal keempat.
"Pasar pada kuartal keempat bisa bergeser ke arah situasi kelebihan pasokan sebagaimana dibuktikan oleh meningkatnya persediaan selama beberapa minggu terakhir," kata Adeeb Al-Aama kepada Reuters.
Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan mungkin ada kebutuhan untuk intervensi guna mengurangi stok minyak setelah peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.