Sukses

Menteri PUPR Beri Hadiah Rp 100 Juta Buat Inovator Teknologi Bendungan

Pembangunan 49 bendungan baru pada 2015-2019 akan mampu memberikan kontribusi besar dalam pembangunan negara.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, para ahli bendungan di Indonesia harus mumpuni tidak hanya dalam merencanakan dan membangun bendungan, tetapi juga dalam mengantisipasi ancaman resiko gempa bumi dan perubahan iklim ekstrim yang mengakibatkan kekeringan atau banjir.

"KNI-BB (Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar) berperan dalam menyiapkan SDM yang lebih tangguh, inovatif, dan tanggap terhadap ancaman bencana, tidak hanya di lokasi infrastruktur bendungan, tapi juga di lingkungan sekitarnya," ungkap dia dalam keterangan tertulis, Jumat (26/10/2018).

"Saya men-challenge apabila ada satu inovasi dalam pembangunan dan pengelolaan bendungan yang dinilai oleh Komisi Keamanan Bendungan dan bisa diterapkan 2019, saya akan berikan hadiah Rp 100 juta," tambah Menteri Basuki.

Lebih lanjut, ia menganggap, pembangunan 49 bendungan baru pada 2015-2019 akan mampu memberikan kontribusi besar dalam pembangunan negara.

Selain sebagai sumber air irigasi, air baku, pengendalian banjir, dan energi (PLTA), bendungan juga dapat menjadi icon atau landmark kawasan, sehingga mampu membangkitkan destinasi wisata baru dan memicu pertumbuhan ekonomi lokal.

Dari 49 bendungan baru yang dibangun sejak 2015 lalu, sudah 38 bendungan yang rampung dibangun atau 78 persen dari rencana.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Risiko

Sementara itu, Ketua KNI-BB yang juga Direktur Jenderal Sumber Daya Air Hari Suprayogi menyatakan, pada era teknologi informasi ini, pihaknya mendorong inovasi dengan memanfaatkan teknologi. Antara lain dalam hal kalkulasi aliran masuk/keluar waduk, sehingga meningkatkan kinerja waduk dan mengontrol pelepasan air yang lebih baik.

"Kemudian penggunaan teknologi dalam menganalisa kondisi bendungan, sehingga mengoptimalkan Operasi dan Pemeliharaan (O&M) dan Quick Assessment berbasis risiko terhadap keamanan bendungan, sehingga informasi untuk tanggap darurat dan pengurangan risiko menjadi lebih baik," sambungnya.

Di sisi lain, Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun turut memberikan testimoni terkait pembangunan Bendungan Sei Gong di Batam yang akan sangat membantu ketersedian air untuk masyarakat Batam.

"Kebutuhan air baku di Batam terus meningkat akibat pertambahan penduduk, sementara Pulau Batam merupakan daerah rawan krisis air," ujar dia.

Bendungan Sei Gong sendiri memiliki luas genangan 355 hektare dengan volume tampung 11,80 juta meter kubik dengan biaya pembangunan Rp238 miliar. Kapasitas air baku dari Bendungan Sei. Gong sebesar 400 liter per detik untuk mengatasi defisit air baku Kota Batam. Progresnya saat ini sudah mencapai 92 persen dan ditargetkan rampung akhir tahun 2018.