Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sulit untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7 persen. Pernyataan itu, menyusul kritik fraksi Partai Gerindra yang menyinggung janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kampanye lalu.
Meski begitu, pemerintah terus mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Memang tidak mungkin dicapai," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kampus Atma Jaya, Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Bendahara negara ini mengungkapkan, meski belum mencapai di angka 7 persen namun pertumbuhan ekonomi di level 5 persen saat ini diklaim sudah baik. Apalagi melihat kondisi ekonomi global yang sedang bergejolak.
Advertisement
Baca Juga
"Pertumbuhan lima persen itu sudah lumayan baik, kalau lihat tekanan eksternal," imbuhnya.
Sri mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun depan juga akan diprediksi masih berada di level 5 persen. Sebab, ketidakpastian global masih akan terjadi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen. Angka tersebut tumbuh lebih tinggi daripada kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 juga masih lebih tinggi dibandingkan pada kuartal II 2017 yang sebesar 5,01 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi semester I 2018 tumbuh 5,17 persen.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kritik DPR
Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian, mengatakan target pertumbuhan ekonomi pemerintahan Jokowi-JK pada kampanye pemilu 2014 sebesar tujuh persen belum dapat diwujudkan hingga tahun kelima pemerintahan. Hal ini terlihat pada target pertumbuhan ekonomi di 2019 yang hanya 5,3 persen.
"Harapan rakyat, agar pertumbuhan ekonomi tujuh persen untuk meningkatkan kemakmuran rakyat sampai tahun kelima atau tahun terakhir program pembangunan kabinet kerja atau tahun terakhir Jokowi-JK masih jauh dari janji," ujar Ramson di Ruang Paripurna DPR, Jakarta,
Ramson merinci, selama pemerintahan Jokowi-JK pertumbuhan ekonomi berjalan lambat. Pada 2015, pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 4,8 persen. Kemudian pada 2016 hanya sebesar 5,0 persen sedangkan pada 2017 hanya tercapai sebesar 5,1 persen.
"Pada outlook pertumbuhan ekonomi 2018 hanya sebesar 5,2 persen, dan di RAPBN 2019 pertumbuhan ekonomi ditargetkan hanya berada pada angka 5,3 persen," ujar Ramson.
Reporter:Â Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement