Sukses

Kemenhub Telah Rehabilitasi 65 Terminal dan Bangun 104 Pelabuhan

Tercatat total penumpang dari tahun 2014 sampai dengan 2018 untuk moda Damri perintis berjumlah 12,22 juta orang.

Liputan6.com, Jakarta - Selama 4 tahun Pemerintahan, Kementerian Perhubungan khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah berhasil melakukan sejumlah pembangunan sarana dan prasarana.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjelaskan, mulai 2015–2018, Ditjen Perhubungan Darat telah melakukan rehabilitasi terminal sebanyak 65 lokasi, pembangunan pelabuhan penyeberangan 21 lokasi, pembangunan pelabuhan non komersial 104 lokasi, pembangunan kapal penyeberangan 14 unit, pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) 1.918 unit.

Ia mengatakan bahwa ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan jasa transportasi kepada penumpang, sehingga masyarakat pengguna jasa transportasi merasa aman dan nyaman.

Di samping itu, Ditjen Perhubungan Darat juga memberikan bantuan bus air berkapasitas 20 penumpang untuk menunjang kegiatan Asian Games 2018, kepariwisataan serta sebagai angkutan perairan pedalaman (inland waterways).

Selain pembangunan, Ditjen Perhubungan Darat juga merilis data total penumpang yang menggunakan angkutan Damri perintis dan kapal penyeberangan dalam kurun waktu 4 tahun.

"Tercatat total penumpang dari tahun 2014 sampai dengan 2018 untuk moda damri perintis berjumlah 12.226.765, sedangkan moda kapal penyeberangan berjumlah 319.305.758 penumpang," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/10/2018).

Ia menambahkan, jumlah kargo yang diangkut juga mengalami kenaikan. "Untuk damri perintis totalnya 180.010 ton dan angkutan penyeberangan 1.978.543 ton," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

1,2 Juta Orang Bakal Naik KRL di 2019

Akhir tahun 2018 ini, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan berencana untuk mengoperasikan enam stasiun yang telah dimodernisasi serta satu dipo baru, yaitu Dipo Cipinang.

Adapun enam stasiun modernisasi tersebut terdiri atas lima stasiun modernisasi, yaitu Stasiun Klender, Stasiun Buaran, Stasiun Klender Baru, Stasiun Cakung dan Stasiun Kranji pada lintas Manggarai – Bekasi dan satu stasiun di lintas Tanahabang – Rangkasbitung, yaitu Stasiun Citeras.

Selain pengoperasian stasiun dan dipo, pada lintas Tanah Abang – Rangkasbitung juga akan dioperasikan double track dan elektrifikasi di segmen Maja–Rangkasbitung. Sedangkan pada lintas Manggarai-Bekasi direncanakan juga beroperasi double-double track segmen Jatinegara – Kranji.

"Pengoperasian berbagai prasarana kereta api di area Jabotabek dan Banten ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas perjalanan KA pada lintas tersebut di atas," kata Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri dalam keterangannya, Selasa (23/10/2018).

Khusus pada pembangunan double-double track lintas Manggarai-Bekasi yang rencananya akan diperpanjang hingga Cikarang, bertujuan untuk antara lain: memisahkan jalur ganda kereta jarak jauh dan kereta api commuter; menghindari susulan perjalanan kereta api jarak jauh dan KRL, dan peningkatan pelayanan melalui penambahan kapasitas jalur.

Dengan begitu, frekuensi kereta api jarak jauh dan KA Komuter bertambah, terutama dalam rangka peningkatan jumlah penumpang untuk target 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019; meningkatkan kapasitas lintas kereta api Jabodetabek; memperlancar angkutan kereta api melalui pemisahan jalur operasi jalur utama jawa (main line) dan jalur commuter (KRL) dan peningkatan keselamatan.

"Selain itu, Pemerintah juga berencana untuk mengembangkan Stasiun Manggarai. Pembangunan Stasiun Manggarai akan dibangun menjadi dua tingkat untuk memisahkan jalur kereta api, yaitu antara kereta api jarak jauh, kereta api commuter jabodetabek dan kereta api commuter bandara," tambah Zulfikri.

Stasiun Manggarai juga akan dibangun sebanyak 3 lantai. Dimana lantai 1 terdiri dari jalur KA Bekasi line 4 jalur, KA Bandara 4 jalur, peron 12 stamformasi, lantai 2 terdiri dari layanan penumpang luas lantai kurang lebih 9.108 m2, kapasitas kurang lebih 17.800 orang dilengkapi lift dan escalator serta lantai 3 terdiri dari jalur KA main line 6 jalur dan Bogor line 4 jalur, peron 12 stamformasi.

Stasiun ini akan menjadi perhentian terakhir untuk perjalanan kerata api jarak jauh.Dibangun dengan konsep ecogreen, bangunan stasiun tersebut lebih hemat dalam penggunaan listrik karena dibatasinya penggunaaan fasilitas pendingin udara pada stasiun-stasiun tersebut.

Stasiun yang ada dibangun 2 lantai serta dilengkapi dengan fasilitas lift dan eskalator untuk mengakomodir masyarakat yang berkebutuhan khusus, seperti lansia, difabel, ibu dalam kondisi hamil maupun anak-anak.