Sukses

Tingkatkan Daya Saing, Pupuk Indonesia Kembangkan Bisnis Non-Pupuk

Untuk meningkatkan daya saing khususnya di pasar global, Pupuk Indonesia telah menyiapkan sejumlah langkah strategis.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka meningkatkan daya saing khususnya di pasar global, manajemen PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Hal itu dikemukakan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Sidat di Bontang, Sabtu (27/10/2018).

Menurut Aas, langkah yang sudah disiapkan Pupuk Indonesia antara lain melalui program pengembangan NPK, pengembangan produk baru dan pengembangan bahan baku NPK.

Perusahaan pelat merah itu juga akan meningkatkan daya saing produk, mengembangkan bisnis non-pupuk, menata anak perusahaan serta melakukan riset secara terintegrasi.

“Ke depan, kami akan lebih memprioritaskan pada pengembangan produk selain urea. Di samping itu, prospek bisnis pupuk pun masih menjanjikan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkurangnya lahan pertanian," tuturnya.

"Juga dibutuhkan jenis pupuk yang lebih baik dalam meningkatkan produktivitas tanaman, dan salah satunya adalah lewat pengembangan pupuk NPK," sambungnya.

Tak hanya itu, beberapa waktu lalu, Pupuk Indonesia juga telah meluncurkan Program Proyek NPK 2,4 juta ton, yaitu peningkatan kapasitas produksi NPK dari 3,1 juta menjadi 5,5 juta ton hingga tahun 2021 mendatang.

“Di luar proyek tersebut, kita juga akan membangun Pabrik Phonska 5 di Petrokimia Gresik dengan kapasitas 500 ribu ton per tahun," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kuasai Pasar

Dengan kapasitas produksi yang nantinya bisa mencapai 6 juta ton per tahun ini, Aas optimistis Pupuk Indonesia dapat menguasai pasar NPK dalam negeri, khususnya untuk sektor perkebunan.

“Di samping juga semakin memantapkan pemenuhan kebutuhan pupuk dalam rangka ketahanan pangan nasional," paparnya.

Aas melanjutkan, guna menunjang produksi NPK, Perseroan akan melakukan pengamanan pasokan bahan baku.

“Kami berencana membangun pabrik asam fosfat dan asam sulfat di Lhoksemauwe Aceh, serta mengupayakan penguasaan bahan baku dengan membeli perusahaan tambang rock phosphate, KCl, dan produsen DAP," kata dia.