Liputan6.com, Jakarta PT KAI melakukan rekayasa pola operasi pemberangkatan 16 kereta api (KA) dari Stasiun Gambir pada Minggu (28/10/2018) ini. Rekayasa tersebut berkaitan dengan pelaksanaan Electric Jakarta Marathon yang kembali digelar untuk ke-6 kalinya.
Tahun ini event tersebut dilaksanakan di Gelora Bung Karno-Senayan. Kawasan di sekitar Stasiun Gambir menjadi salah satu rute yang akan dilalui para peserta. Hal ini berpotensi menimbulkan kemacetan sehingga para calon penumpang KA yang berangkat akan kesulitan untuk mengakses Stasiun Gambir.
Advertisement
Baca Juga
Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Edy Kuswoyo mengatakan, rekayasa pola operasi pemberangkatan KA diberlakukan pada 16 KA yang berangkat dari Stasiun Gambir pada hari ini yakni dengan Berhenti Luar Biasa (BLB) atau memberhentikan KA di Stasiun Jatinegara untuk proses naik penumpang.
“Biasanya KA yang berangkat dari Stasiun Gambir tidak berhenti di stasiun Jatinegara, namun khusus hari ini akan diberhentikan juga di Stasiun Jatinegara untuk proses naik penumpang. Hal ini untuk memudahkan calon penumpang KA yang kesulitan menuju Stasiun Gambir, mereka bisa punya alternatif dengan naik dari Stasiun Jatinegara,” ujar dia di Jakarta.
Operasi rekayasa pemberangkatan kereta api ini berlaku mulai dari keberangkatan KA 20 (Argo Parahyangan) keberangkatan pukul 05.05 WIB sampai dengan KA 34 (Argo Parahyangan Tambahan) keberangkatan pukul 12.35 WIB.
“Dengan adanya rekayasa pola operasi pemberangkatan KA dengan BLB ini, PT KAI juga telah menyiagakan petugas untuk membantu pelayanan penumpang di sana,” ungkap dia.
Namun Edy memastikan rekayasa pola operasi ini tidak akan berjalan dengan baik bila tanpa kerja sama dengan calon penumpang. Maka, PT KAI menghimbau agar calon penumpang dapat mengantisipasi dengan memperkirakan waktu keberangkatannya, sehingga tidak tertinggal.
"Selain itu, diingatkan kembali agar calon penumpang memastikan nama yang tertera pada tiket/kode booking sesuai dengan nama yang tertera pada kartu identitas," tandas Edy.
1,2 Juta Orang Bakal Naik KRL di 2019
Akhir tahun 2018 ini, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan berencana untuk mengoperasikan enam stasiun yang telah dimodernisasi serta satu dipo baru, yaitu Dipo Cipinang.
Adapun enam stasiun modernisasi tersebut terdiri atas lima stasiun modernisasi, yaitu Stasiun Klender, Stasiun Buaran, Stasiun Klender Baru, Stasiun Cakung dan Stasiun Kranji pada lintas Manggarai – Bekasi dan satu stasiun di lintas Tanahabang – Rangkasbitung, yaitu Stasiun Citeras.
Selain pengoperasian stasiun dan dipo, pada lintas Tanah Abang – Rangkasbitung juga akan dioperasikan double track dan elektrifikasi di segmen Maja–Rangkasbitung. Sedangkan pada lintas Manggarai-Bekasi direncanakan juga beroperasi double-double track segmen Jatinegara – Kranji.
"Pengoperasian berbagai prasarana kereta api di area Jabotabek dan Banten ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas perjalanan KA pada lintas tersebut di atas," kata Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri dalam keterangannya, Selasa (23/10/2018).
Khusus pada pembangunan double-double track lintas Manggarai-Bekasi yang rencananya akan diperpanjang hingga Cikarang, bertujuan untuk antara lain: memisahkan jalur ganda kereta jarak jauh dan kereta api commuter; menghindari susulan perjalanan kereta api jarak jauh dan KRL, dan peningkatan pelayanan melalui penambahan kapasitas jalur.
Dengan begitu, frekuensi kereta api jarak jauh dan KA Komuter bertambah, terutama dalam rangka peningkatan jumlah penumpang untuk target 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019; meningkatkan kapasitas lintas kereta api Jabodetabek; memperlancar angkutan kereta api melalui pemisahan jalur operasi jalur utama jawa (main line) dan jalur commuter (KRL) dan peningkatan keselamatan.
"Selain itu, Pemerintah juga berencana untuk mengembangkan Stasiun Manggarai. Pembangunan Stasiun Manggarai akan dibangun menjadi dua tingkat untuk memisahkan jalur kereta api, yaitu antara kereta api jarak jauh, kereta api commuter jabodetabek dan kereta api commuter bandara," tambah Zulfikri.
Stasiun Manggarai juga akan dibangun sebanyak 3 lantai. Dimana lantai 1 terdiri dari jalur KA Bekasi line 4 jalur, KA Bandara 4 jalur, peron 12 stamformasi, lantai 2 terdiri dari layanan penumpang luas lantai kurang lebih 9.108 m2, kapasitas kurang lebih 17.800 orang dilengkapi lift dan escalator serta lantai 3 terdiri dari jalur KA main line 6 jalur dan Bogor line 4 jalur, peron 12 stamformasi.
Stasiun ini akan menjadi perhentian terakhir untuk perjalanan kerata api jarak jauh.Dibangun dengan konsep ecogreen, bangunan stasiun tersebut lebih hemat dalam penggunaan listrik karena dibatasinya penggunaaan fasilitas pendingin udara pada stasiun-stasiun tersebut.
Stasiun yang ada dibangun 2 lantai serta dilengkapi dengan fasilitas lift dan eskalator untuk mengakomodir masyarakat yang berkebutuhan khusus, seperti lansia, difabel, ibu dalam kondisi hamil maupun anak-anak.
Selain itu, stasiun juga diperlengkapi dengan ruang menyusui, mushola, ruang kesehatan dan toilet yang modern."Pemerintah juga telah memperpanjang peron-peron yang ada di masing-masing stasiun modern tersebut guna mengakomodir rangkaian panjang KRL (12 kereta). Perpanjangan peron ini juga dilakukan untuk mengakomodir lonjakan penumpang KA karena pertumbuhan perumahan baru yang berada di sepanjang jalur KA," Zulfikri menjelaskan.
Dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan dari modernisasi stasiun tersebut, Pemerintah berharap animo masyarakat untuk memilih kereta api ketika melakukan perjalanan akan terus meningkat, sehingga target penumpang yang terlayani KRL pada tahun 2019 sebesar 1,2 juta penumpang dapat terealisasikan.
Tonton Video Ini:
Advertisement