Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan meluncurkan Peta Jabatan Bidang Ketenagalistrikan.
Peta jabatan ini nantinya menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (RlP-SKTTK), pengembangan program pendidikan vokasi atau keterampilan atau program pelatihan, serta pengembangan skema sertifikasi kompetensi.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng mengatakan, peluncuran Peta Jabatan Ketenagalistrikan ini diharapkan mampu menjadi penghubung antara ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten (supply) dengan kebutuhan SDM yang bekerja pada pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan (demand).
Advertisement
Baca Juga
"Perkembangan teknologi dan penerapan digitalisasi di sektor ketenagalistrikan telah menimbulkan jenis-jenis pekerjaan baru di bidang ketenagalistrikan. Peta Jabatan ini diharapkan dapat mengakomodasi jenis pekerjaan baru yang mengikuti perkembangan teknologi yang sangat dinamis tersebut", kata dia di Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin (29/10/2018).
Andy memaparkan bahwa perkembangan teknologi yang sangat cepat telah mengubah sistem ketenagalistrikan model tradisional yang dikenal saat ini (pembangkit, transmisi dan distribusi) menjadi grid beyond meter.
Sistem kelistrikan grid beyond meter ini dikarenakan adanya tiga tren, yaitu Electrification, Decentralization dan Digitalization.
"Ketiga tren Grid Edge tersebut mendorong revolusi Listrik 4.0. Pemerintah memegang prinsip Energy Trilemma sebagai Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik", lanjut Andy.
Pengelolaan dan pemanfaatan energi termasuk energi listrik harus dilakukan secara seimbang pada 3 (tiga) aspek, yaitu Energy Security, Energy Equity, serta Energy Sustainability.
Upaya-upaya untuk mencapai ketiga aspek tersebut tentu saja tidak terlepas dari kebutuhan tenaga teknik yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai bidangnya. Nama jabatan yang diisi oleh tenaga teknik yang kompeten tersebut disusun dalam Peta Jabatan Bidang Ketenagalistrikan.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pasokan Listrik RI Bertambah 140 MW dari Pembangkit Panas Bumi
Pasokan listrik dari energi panas bumi Indonesia bertambah 140 Mega Watt (MW) selama kuartal III 2018. Listrik tersebut berasal dari dua pembangit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang beroperasi dalam periode tersebut.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana, mengatakan dua PLTP yang beroperasi adalah Karaha Unit I berkapasitas 30 Mega Watt (MW) dan Sarulla unit 3 berkapasitas 110 MW.
"140 MW tambahan kapasitas terpasang PLTP Karaha unit satu dan PLTP Sarulla," kata Rida, di Kantor Ditjen EBTKE, Jakarta, Jumat 26 Oktober 2018.
BACA JUGA
Rida mengungkapkan, sampai kuartal III 2018, total kapasitas listrik yang berasal dari energi panas bumi mencapai 1.948,5 MW. Sedangkan targetnya mencapai 2 ribu MW hingga akhir 2018. "Kapasitas terpasang tahun ini 1.948,5 target 2.058,5 MW," ujar dia.
Rida pun optimistis, target pasokan listrik dari energi panas bumi dapat tercapai, dengan beroperasinya beberapa PLTP pada akhir 2018, dengan total kapasitas 100 MW.
"Akhir tahun mudah-mudahan kalau tidak ada aral melintang, seperti diketahui saat ini sudah musim hujan, PLTP itu di pegunungan," tutur dia.
Advertisement