Liputan6.com, New York - Harga emas ditutup melemah pada hari Senin (Selasa pagi WIB), meluncur dari level tertinggi selama lebih dari tiga bulan di sesi sebelumnya. Harga emas tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan karena investor kembali ke aset berisiko menyusul aksi jual baru-baru ini di saham global.
Dilansir dari Reuters, Selasa (30/10/2018), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 1.225,71 per ounce. Harga emas berjangka AS ditutup turun USD 8,2 atau 0,7 persen menjadi 1.227,6 per ounce.
Baca Juga
"Dengan kekuatan dolar yang kita lihat pagi ini, sulit bagi emas untuk melihat reli," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Advertisement
Rencana kenaikan suku bunga acuan AS akan memperkuat dolar AS dan menekan harga emas. Penguatan dolar AS ke level tertinggi dalam 10 minggu membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Dolar juga menguat terhadap euro setelah Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan tidak akan maju dalam pemilihan umum mendatang. Dia juga memutuskan mundur dari kursi Ketua Umum Partai Uni Demokrat Kristen (CDU) yang sudah dijabatnya selama 18 tahun.
Tak hanya emas, harga perak turun 1,3 persen menjadi USD 14,42.Palladium, yang mencapai rekor USD 1.150,5 pekan lalu, turun 0,9 persen menjadi USD 1.094,3, sementara platinum naik 0,5 persen menjadi USD 834.