Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan 10 ribu sertifikat kompetensi kepada perwakilan tenaga kerja konstruksi se-Indonesia.
Para tenaga kerja konstruksi yang hadir merupakan tenaga kerja yang telah disertifikasi dan akan di sertifikasi pada rangkaian kegiatan Konstruksi Indonesia, dan Indonesia Infrastructure Week 2018.
Para tenaga kerja tersebut terdiri dari 1.500 tenaga ahli, 1.600 teknisi (analis), dan 6.900 operator. Dari jumlah tersebut 5.900 orang telah disertifikasi dan 4.100 orang akan mengikuti uji sertifikasi (1.500 orang diantaranya akan disertifikasi menggunakan Mobile Training Unit).
Advertisement
Baca Juga
Di samping itu terdapat 400 orang ASN Kementerian PUPR yang telah disertifikasi sebagai ahli muda K3 bidang bendungan, hidraulik dan jembatan. Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, sertifikat ini sangat penting dimiliki oleh para tenaga kontruksi Indonesia.
Sebab, dengan ada sertifikat menjadi bukti jika tenaga kerja konstruksi tersebut memiliki kemampuan yang baik dan siap saing dengan tenaga konstruksi dari negara lain.
"Dalam persaingan global sertifikat seperti ini sangat dibutuhkan sekali. Operator alat berat, pasang batu, pasang baja ringan, bangun irigasi semua di sini,” ujar ujar dia di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/10/2018).
"Spesilisasi seperti ini sangat penting untuk kita tunjukkan bahwa kita terampil, skill kita tidak kalah dengan negara-negara lain. Kita berkompetisi bersaing dengan SDM negara lain," tutur dia.
Namun demikian, Jokowi mengaku belum puas dengan jumlah tenaga kerja konstruksi yang telah mendapatkan sertifikat. Dia meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diminta untuk meningkatkan jumlah tenaga konstruksi yang bersertifikat.
"Tapi Pak Menteri PU, sertifikat jumlah ini sedikit. Saya minta tahun depan 10 kali lipat dari yang diberikan sekarang," ungkap dia.
Tenaga Kerja Konstruksi
Dari total 8,14 juta tenaga kerja konstruksi, baru 10 persennya yang bersertifikat, dengan latar belakang tingkat pendidikan dibawah pendidikan SMA sebanyak 5,98 Juta dan diatas pendidikan SMA sebanyak 2,15 Juta. Sertifikat yang telah dikeluarkan terdiri dari 525.857 untuk tenaga terampil (analis/teknisi dan operator) dan sertifikat tenaga ahli sebanyak 241.322.
Sedangkan, dilihat dari jumlah tenaga kerjanya yang sudah tersertifikasi sebanyak 485.534 orang dengan komposisi tenaga terampil sebanyak 333.706 orang dan tenaga ahli sebanyak 151.828 orang.
Selain itu, tenaga terampil yang disertifikasi dan hadir pada acara ini, terdapat 1.300 siswa dari pendidikan vokasi, yaitu siswa SMK dan politeknik, yang merupakan hasil kerjasama Kementerian PUPR dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta 2.030 warga binaan pemasyarakatan yang telah disertifikasi kerjasama Kementerian PUPR dengan Kementerian Hukum dan HAM beberapa waktu lalu.
Ke dua belas tenaga kerja yang akan menerima sertifikat simbolis dari Presiden yakni Ade Ayu Marlita dari Sumatera Selatan, Andriansyah dari Jawa Barat, Nasrullah dari NTB, Harlendra Putra dari Sumatera Barat, Nurul Andryani dari SMK 2 Makassar, M. Suhaemi dari SMKN 1 Jakarta, Rudiansyah dari Kalimantan Utara, Julianus Tandi Sau dari Sulawesi Barat.
Selain iuBillian M. Imbiri dari Papua, Endyi dari Kalimantan Barat, Farah Maria Astuti D. Rahmat dari NTT, dan Ato Sunarto dari ex. Warga binaan pemasyarakatan Lapas Nusakambangan yang saat ini telah bekerja di salah satu BUMN konstruksi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement