Sukses

Bos Railink Perkenalkan Perfeq Rider ke CEO KLY

PT Railink terus mensosialisasikan program kartu Perfeq Raider kepada para pengguna kereta Bandara Soekarno-Hatta.

Liputan6.com, Jakarta - PT Railink terus mensosialisasikan program kartu Perfeq Raider kepada para pengguna kereta Bandara Soekarno-Hatta. Pada hari ini, sosialisasi tersebut dilakukan kepada CEO KapanLagi Youniverse (KLY) Steve Christian sebagai pengguna rutin kereta bandara.

Direktur Utama Railink, Heru Kuswanto mengatakan, kartu Personal Frequent Rider (Perfeq Rider) ini memang diperuntukkan bagi masyarakat yang rutin memanfaatkan kereta bandara.

"Ini adalah salah satu produk kita yang bernama Perfeq Raider. Ini diperuntukkan bagi pelanggan kita yang secara personal banyak melakukan perjalanan dengan KA bandara," ujar dia di Stasiun Kereta Bandara BNI City, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Dia mengungkapkan, dengan menggunakan Perfeq Rider, masyarakat bisa mendapatkan potongan harga tiket kereta bandara. Tak tanggung-tanggung, potongan harganya bisa mencapai 50 persen.

"Ini lebih murah karena kita beli paket untuk sebulan untuk sekian penggunaan. Harganya bukan harga eceran tetapi harga khusus. Diskonnya sampai 50 persen. Makin gede kuotanya (perjalanan) makin murah satuannya. Kalau beli 8 (kuota), berarti harga satunya Rp 50 ribu, dari Rp 70 ribu (harga normal). Kalau beli 20 (kuota) satuanya Rp 35 ribuan. Tergantung kuota yang diambil," ungkap dia.

Untuk bisa merasakan manfaat dari Perfeq Rider ini pun tidak sulit. Masyarakat bisa membeli kuota perjalanannya dengan menggunakan kartu prepaid yang dimiliki seperti E-Money dari Bank Mandiri, Tapcash dari BNI, Flazz dari BCA atau kartu prepaid dari bank lain yang sudah bekerja sama dengan Railink.

‎"Masyarakat yang memiliki kartu prepaid, seperti E-Money Mandiri, Tabcash BNI atau BCA Flazz atau bank lain yang sudah bekerjasama dengan kami. Kalau masyarakat sudah punya kartu prepaid tidak perlu lagi lagi beli. Prepaid itu bisa dibawa ke pos kami untuk diproses pembelian pertama, kemudian berikutnya tinggal top up di vending machine," kata dia.

Lebih lanjut, menurut Heru, pihaknya memang sengaja memanfaatkan kartu prepaid yang sudah diterbitkan oleh bank dan tidak mengeluarkan kartu baru. Hal ini sesuai dengan konsep dari Railink yaitu Cardless.

‎"Karena Railink kami konsepnya cardless, kami tidak menerbitkan kartu apa pun, dengan harapan kita bisa memaksimalkan kartu yang sudah dimiliki oleh masyarakat. Sekarang hampir tidak ada masyarakat yang tidak punya kartu debit, kredit atau prepaid, pasti punya. Kita jadi lebih mudah menggandeng bank, termasuk T-Cash (Telkomsel)," jelas dia.

Sementara itu, CEO KLY Steve Christian menyambut baik adanya program Railink ini. Menurut dia, dengan adanya Perfeq Rider, para pengguna kereta bandara kini tidak perlu repot lagi untuk melakukan pembelian tiket.

"Ini solusi bagus untuk saya. Apalagi saya sudah punya BCA Flazz. Selanjutnya saya tidak perlu lagi keluarkan kartu yang lain. Selama ini saya harus memasukan credit card. Ini sekali tik, sudah selesai," ‎tandas Steve.

2 dari 2 halaman

CEO KLY Apresiasi Inovasi Railink

 

Pekerjaan mengharuskan CEO KLY Network, Steve Christian bolak-balik melakukan perjalanan udara, bahkan dalam satu bulan dia bisa melakukan perjalanan lebih dari 4 kali. Sebab tempat tinggalnya berada di Bali sementara perusahaannya berpusat di Jakarta.

Hal tersebut otomatis membuat Steve kerap melakukan perjalanan menuju bandara, bahkan harus teeburu-buru karena takut ketinggalan pesawat.

Namun, kini Steve mengaku sudah menemukan solusi mengatasi kerumitan perjalanan menuju bandara yang selama ini selalu menjadi masalah setiap orang dimana tidak ada kepastian berapa lama waktu tempuh dengan kondisi traffic atau lalu lintas Jakarta. Steve memilih Kereta Api (KA) Bandara sebagai moda transportasi dari dan ke bandara.

"Saya menganggap konsep kereta bandara ini salah satu invation yang terbesar buat Jakarta. Karena apa? karena biasanya saya dari sini (Jakarta) dari rumah saya daerah Setiabudi itu saya ke airport (bandara) saya bisa butuh waktu kalau saya lucky (beruntung) itu satu jam. Kalau saya gak beruntung, bisa - bisa dua jam tiga jam belum sampai ke airport," kata Steve saat ditemui di Stasiun KA Bandara BNI City, Jakarta.

Dia mengungkapkan, KA Bandara sangat memudahkan dirinya dalam mengatur atau memanage waktu keberangkatan. Dimana sebelumnya ketika hendak pergi ke bandara harus berangkat paling tidak dua jam sebelum keberangkatan pesawat.

"Kadang - kadang gak enak juga kan dalam perjalanan kita khawatir wah saya udah beli tiket semuanya nih, telat. Jadi kita berangkat selalu lebih awal, dua jam lebih awal, dua jam setengah lebih awal," ungkapnya.

Padahal, lanjutnya, dia sudah biasa langsung memesan tiket pesawat untuk perjalana selama satu bulan.

"Saya khawatir setiap minggu saya sudah beli tiketnya terus telat ke bandaranya, hangus lah tiketnya. Apalagi saya biasanya pulang Jumat malam atau Jumat sore, traffic luar biasa beratnya," ujarnya.

Namun, dengan KA Bandara Steve mengaku menjadi lebih tenang sebab mendapat kepastian waktu. Baik waktu berangkat hingga lamanya waktu tempuh menuju bandara yang saat ini hanya 46 menit saja.

"Tapi dengan ini (KA Bandara), 46 menit saya sudah sampai di bandara, wah itu sesuatu yang luar biasa. Ini keajaiban di Jakarta, apa yang dulunya tertempuh dalam satu jam setengah atau tidak menentu, bisa dipastikan dalam 46 menit," tutupnya.