Liputan6.com, Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melaporkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah melemah 10 persen dari awal tahun. Pelemahan tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan beberapa negara lain.Â
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan, kondisi tersebut didukung upaya BI yang terus fokus melakukan berbagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar.
Advertisement
Baca Juga
"Dari BI, kami fokus bagaimana untuk melakukan langkah stabilitas dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, untuk memastikan likuiditas di pasar keuangan cukup dan kerja sama internasional yang kami jalankan," kata Perry dalam acara konfrensi pers KSSK, di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Perry mengungkapkan, perkembangan nilai tukar rupiah memang disebabkan adanya tekanan dari global tapi kondisinya masih relatif stabil dalam batas yang normal.
"Deprsiasi rupiah sektar 10 persen (ytd), lebih rendah dibandingkan India, Brazil, Turki, Rusia," ujarnya.
Dia menegaskan BI bersama pemerintah akan terus memprioritaskan kebijakan untuk menjaga nilai tukar rupiah.
"Dengan pemerrintah melakukan langkah bersama," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Pengesahan RUU APBN 2019 Dorong Penguatan Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 15.215 per dolar AS hingga 15.190 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Kamis (1/11/2018), rupiah dibuka di angka 15.204 per dolar AS, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 15.202 per dolar AS. Siang ini, rupiah menguat ke 15.184 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 15.184 per dolar AS hingga 15.203 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 12,02 persen.Â
BACA JUGA
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.195 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di 15.227 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, pengesahan RUU APBN 2019 pada Rabu kemarin berimbas positif terhadap rupiah pagi ini.
"Adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri cukup membantu terapresiasinya rupiah yang diharapkan kenaikan tersebut dapat kembali berlanjut. Selain itu, adanya rilis inflasi dan sejumlah data makro ekonomi lainnya dapat memberikan sentimen positif untuk bertahannya rupiah di zona hijau," ujarnya dikutip dari Antara.Â
Namun demikian, lanjutnya, potensi kenaikan tersebut juga diikuti dengan kenaikan imbal hasil obligasi AS dan dolar AS seiring dengan sentimen internal AS dan imbas stagnannya pergerakan yen Jepang (JPY) setelah Bank Sentral Jepang Bank of Japan masih tetap mempertahankan kebijakan moneternya.
Reza memperkirakan, rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 15.215 per dolar AS hingga 15.190 per dolar AS.
Â
Advertisement