Sukses

Sepi Katalis Positif, IHSG Berpeluang Mendatar

Sentimen dalam negeri maupun luar negeri, belum ada yang secara signifikan menahan laju IHSG bergerak melemah

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi memasuki fase konsolidasinya pada perdagangan saham Jumat (2/11/2018). IHSG pada hari ini akan berusaha bergerak mencari tren baru.

Analis menilai, sepinya pendorong sentimen positif hari ini menjadikan IHSG untuk sementara akan terkonsolidasi. "IHSG tampaknya akan bergerak sideways atau konsolidasi akibat sepinya katalis positif dan mengingat telah menguat selama dua hari ini," ujar Fund Manager Valbury Sekuritas Suryo Narpati di Jakarta.

Suryo mengungkapkan, baik sentimen dalam negeri maupun luar negeri, belum ada yang secara signifikan menahan laju IHSG bergerak melemah.

"Oktober adalah bulan pertama tarif AS-Cina mulai memperlihatkan efek yang dimulai 24 September 2018. Selain dampak perang tarif, adanya golden week juga memperlemah aktivitas manufaktur. Hal ini sebenarnya sesuai ekspektasi pasar," terangnya.

Adapun Suryo memperkirakan IHSG bakal bergerak sideways di support level 5.789 dan resistance level 5.855.

Sementara itu, Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan cenderung memperkirakan IHSG bergerak masih dalam rentang koreksi yang wajar. IHSG bakal terkoreksi wajar di kisaran 5.777-5.912.

Seirama, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya meramal IHSG akan terkonsolidasi wajar pada awal minggu ini. Di awal pekan November, ia memproyeksi IHSG bergerak di rentang 5.745-5.988 pada perdagangan hari ini.

Memasuki fase konsolidasinya, saham perbankan masuk dalam daftar rekomendasi saham cuan oleh Suryo. Saham itu antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Sedangkan Muhammad Nafan lebih menganjurkan untuk membeli saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), serta PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP), dan juga PT Timah Tbk (Tins).

Adapun William menyarankan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

2 dari 2 halaman

Penutupan Kemarin

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah. Namun, IHSG mampu berbalik arah ke zona hijau.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (1/11/2018), IHSG naik tipis 4,27 poin atau 0,07 persen ke posisi 5.835,92. Indeks saham LQ45 menguat 0,32 persen. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.883,22 dan terendah 5.815,75. Transaksi perdagangan cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 407.170 kali dengan volume perdagangan 9,4 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 8,3 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,14 triliun di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.124.

Sebagian besar sektor saham pun bervariasi. Sektor saham industri dasar melemah 1,63 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi tergelincir 1,34 persen dan sektor saham pertanian susut 1,23 persen.

Saham-saham membukukan penguatan terbesar antara lain saham SDRA melonjak 25 persen ke posisi Rp 775 per saham, saham PTSN melonjak 24,86 persen ke posisi Rp 452 per saham, dan saham KPAS menanjak 24,58 persen ke posisi Rp 446 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TFCO merosot 24 persen ke posisi Rp 380 per saham, saham DSNG tergelincir 16,82 persen ke posisi Rp 366 per saham, dan saham EXCL turun 15,27 persen ke posisi Rp 2.220 per saham.

Bursa saham Asia pun sebagian menguat kecuali indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,26 persen dan indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,06 persen.

Selain itu, indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 1,75 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,19 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,13 persen. Indeks saham Singapura bertambah 1,39 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,43 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, meski sentimen perang dagang antara AS dengan China masih kuat tapi IHSG mampu menguat. Ia menilai, apresiasi para pelaku pasar terkait data makroekonomi dalam negeri sesuai harapan seperti inflasi dan membaiknya data beli masyarakat.

"Ini dibuktikan dengan data inflasi inti yang alami kenaikan. Serta kondusifnya kondisi di sektor manufaktur dalam negeri membbuat pergerakan IHSG alami capitan inflow," ujar dia.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • IHSG

Video Terkini