Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)‎ yakin mencapai target investasi tahun ini sebesar USD 277 juta. Hingga kuartal III 2018, realisasi investasi sudah mencapai 80 persen.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ali Mundakir mengatakan, PGE menganggarkan lebih dari USD 277 juta untuk investasi selama 2018.
Dana tersebut untuk kegiatan pengeboran pengembangan sumur panas bumi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai unit I.
Advertisement
Jika melihat perkembangan eksekusi proyek sampai Kuartal III 2018, investasi perusahaan telah mencapai 80 persen dari target.Â
Baca Juga
Namun tidak menutup kemungkinan realisasi investasi anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam pengembangan panas bumi tersebut terhambat beberapa bulan ke depan, sehingga sampai akhir tahun target investasi tidak tercapai.
"Mudah-mudahan bisa terealisasi semua, paling tidak di atas 90 persen. Itu untuk pemboran sumur pengembangan dan proyek PLTP Lumut Balai unit satu," kata Ali, di kawasan PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat, Kamis (2/11/2018).
Ali mengungkapkan, potensi realisasi target investasi tidak tercapai disebabkan pengeboran dua sumur ‎yang tertunda, di Lahendong dan Tompaso, Sulawesi Utara.
Penundaan pengeboran karena Pertamina Geothermal Energybelum mendapat hasil dari pengeboran sumur sebelumnya.
"Kami biasanya tidak terealisir karena ada yang ditunda. Ada dua sumur di Lahendong dan Tompaso karena menunggu hasil pengeboran sumur sebelumnya," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Target Investasi Energi Baru Terbarukan Sulit Tercapai
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tak yakin bisa mencapai target investasi pada sektor Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE)‎ yang ditetapkan. Di tahun ini, Kementerian ESDM target kan investasi baru EBTKE USD 2 miliar.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, ‎sampai kuartal III 2018 capaian investasi sektor EBTKE baru 40 persen dari target investasi yang ditetapkan.
"Target investasi di 2018 USD 2 miliar, tapi di triwulan III baru mencapai 40 persen," kata Rida pada Jumat 26 Oktober 2018.Â
BACA JUGA
Investasi terbesar disumbang dari pengembangan energi panas bumi. Dia memperkirakan dengan adanya pembangunan Pembangkit Listrik Listrik Panas Bumi (PLTP) sampai akhir tahun, investasi sektor EBTKE akan meningkat namun hanya sekitar 70 persen.
Investasi di sektor EBTKE mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan tertundanya eksekusi proyek yang telah direncanakan. Seperti pemboran sumur panas bumi‎ dan penerapan daftar penyedia seleksi untuk mengikuti proyek kelistrikan EBT.
"Beberapa lokasi untuk geothermal Star Energy, di Pertamina seingat saya ada penundaan pengeboran. Komponen investasi yang signifikan untuk geothermal. Ini yang kemudian membuat capaian realisasi investasi panas bumi agak melamban," tandasnya.
Advertisement