Liputan6.com, Majalengka - Kementerian Perhubungan (Kemhub) sedang gencar mempromosikan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang menjadi kebanggaan warga Jawa Barat.
Direktur Operasional dan Pengembangan PT BIJB Agus Sugeng Widodo menjelaskan bandara yang berada di Majalengka ini adalah yang pertama dibangun langsung besar, bukan rintisan atau pindahan, dan langsung mendapat predikat internasional. Luasnya pun tak kalah dari CGK.
Advertisement
Baca Juga
"Ini bandara pertama yang dibangun oleh beberapa instansi, Kemhub, Pemprov Jabar, dan Airnav, campuran berbagai pihak," ucap Agus di Bandara Kertajati, Jumat (2/11/2018). "Luas bandaranya 1.800 hektare, sama persis seperti Soekarno-Hatta," tambahnya Agus.
Saat ini, Bandara Kertajati telah selesai di tahap 1A dan direncanakan selesai di tahap 3 Ultimate pada 2023. Nantinya, Bandara Kertajati bisa menampung sampai 30 juta penumpang.
Inovasi digital pun ditawarkan di bandara ini seperti check in dan melacak bagasi lewat aplikasi BIJB. Sejauh ini, Bandara Kertajati sudah memiliki penerbangan Citilink ke Surabaya. Penerbangan akan bertahap ditambahkan ke Kualanamu dan Tanjungkarang pada bulan November ini.
Para peserta umroh akan mendapat kemudahan saat berangkat dari Kertajati karena bandara sudah menjalin kerja sama dengan Bandara International Madinah. Penerbangan untuk mengantar peserta umroh juga sudah ada tiap minggunya. "Sudah kerja sama dengan Bandara Internasional Madinah. Dapat privilege saat masuk ke Bandara International Madinah," jelas Agus.
Selain itu, Bandara Kertajati akan terkoneksi dengan Aerocity pertama di Indonesia. Konsep itu menghadirkan kota seluas 3.400 hektare dengan enam cluster yang dilengkapi energy center, business park, serta asrama haji dan umroh.
Agus percaya Bandara Internasional Kertajati dapat memberikan dampak positif bagi bisnis Jawa Barat serta menyerap dan mendidik tenaga kerja lokal. Beragam inisiatif pun siap dilakukan untuk menarik perhatian publik, seperti ajang pameran.
"Kami ingin Bandara Kertajati menjadi airport yang besar dan operasionalnya penuh," pungkas Agus.
Solusi Menambah Penumpang
Salah satu masalah yang ada di bandara ini adalah konektivitas. Agus mengakui sampai saat ini akses ke Bandara Kertajati masih sulit. Keadaan ini akan segera diselesaikan lewat pembangunan Tol Cisumdawu (Cileunyi, Sumedang, Dawuan).
Pembangunan tol ini disebut mempersingkat waktu tempuh menjadi 40 menit dari Bandung. Pembangunan tol Seksi I dan II telah selesai, dan saat ini sisa enam seksi lainnya sedang dilaksanakan.
Kereta api juga menjadi solusi, saat ini Agus menyebut sedang ada studi apakah konstruksinya dilakukan bersama pemerintah atau menggandeng konsorsium swasta.
Lokasi yang berdekatan dengan Patimban dan Cirebon juga menjadi potensi yang tidak diabaikan. Gedung kargo pun masuk prioritas bandara.
"Kita dekat Patimban dan Cirebon. Makanya kita sudah membangun untuk sementara gedung kargo luasnya 4.500 m2, tapi di masterplan ada 20 hektar untuk pembangunan kargo," jelas Agus.
Advertisement