Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami penurunan 13,9 persen pada kuartal III 2018. Hal ini dipengaruhi oleh bencana alam gempa yang terjadi di daerah tersebut pada Agustus lalu.
"NTB, tumbuh negatif 13,95 persen karena gempa dan terjadi penurunan produksi Amman (PT Amman Mineral Nusa Tenggara)," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (5/11/2018).
Suhariyanto mengatakan, penurunan pertumbuhan ekonomi ini kemudian membuat pertumbuhan ekonomi Bali dan Nusa Tenggara secara keseluruhan turut menurun sebesar 0,65 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Suhariyanto melanjutkan, struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia secara spasial pada pada kuartal III-2018 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa. Wilayah ini memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,57 persen.
"Kuartal ini seperti kita lihat pertumbuhan ekonomi secara spasial masih didominasi Pulau Jawa. Sementara didaerah lain tetap tumbuh meski tak sebesar Pulau Jawa," jelasnya.
Adapun pertumbuhan ekonomi per pulau menurut data BPS secara rinci adalah Jawa 5,74 persen, Sumatera 4,72 persen, Kalimantan 3,45 persen, Sulawesi 6,74 persen, Maluku dan Papua tumbuh 6,87 persen. Kemudian Bali dan Nusa Tenggara tumbuh negatif 0,65 persen.
"Masing masing daerah ini memberi kontribusi antara lain Jawa memberi kontribusi 58,57 persen, Sumatera 21,53 persen, Kalimantan kontribusi 8,07 persen, Sulawesi kontribusi 6,28 persen, Maluku dan Papua sebesar 2,15 persen dan Bali dan Nusa Tenggara 3,04 persen," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal III 2018 Capai 5,17 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya 5,06 persen.
"Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal III 2017 sebesar 5,06 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin (5/11/2018).Â
BACA JUGA
Suhariyanto menjelaskan meski lebih tinggi jika dibandingkan periode sama 2017, angka ini lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 yang tercatat 5,27 persen.
"Kita masih punya satu triwulan lagi hingga akhir tahun. Kalau itu bagus kami harap pertumbuhan ekonomi secara tahunan bagus," tandasnya.
Advertisement