Sukses

Harga Emas Tertahan Pernyataan The Fed dan Dolar

Harga emas telah turun lebih dari 10 persen dari puncaknya pada April.

Liputan6.com, New York Harga emas turun ke level terendah satu minggu pada hari Kamis seiring penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya permintaan aset berisiko menjelang pernyataan kebijakan Federal Reserve AS, yang  mendorong investor menjauh dari emas batangan.

Melansir laman Reuters, Jumat (9/11/2018), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.224,78 per ounce, setelah menyentuh posisi terendah sejak 1 November di USD 1.219,59 pada awal sesi.

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,3 persen menjadi USD 1,225.5 per ounce.

"Tak diragukan lagi jika emas akan selalu mengamati kondisi Dolar, dan tingkat bunga," kata Ross Norman, Chief Executive Officer Sharps Pixley.

Dia menambahkan, pasar melayang sedikit lebih rendah hari ini karena ekspektasi adanya kenaikan suku bunga lebih lanjut. Sebab kenaikan suku bunga lebih tinggi, berdampak negatif untuk emas. 

Meskipun Fed diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga sampai pertemuan berikutnya pada bulan Desember. Pelaku pasar sedang menunggu untuk melihat apakah Bank Sentral ini akan menawarkan petunjuk tentang kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember dan di 2019.

"Kegagalan untuk melanjutkan momentum melihat emas bergerak kembali ke level psikologis di USD 1.200," kata Norman.

Harga emas telah turun lebih dari 10 persen dari puncaknya pada April setelah investor lebih suka memilih dolar, seiring terjadinya perang perdagangan AS-Cina seiring suku bunga AS yang lebih tinggi.

Dolar memperpanjang penguatanya di seluruh pasar setelah hasil pemilu paruh waktu AS, dan karena investor mengalihkan perhatian mereka terhadap the Fed.Emas berada di jalur untuk memposting penurunan dalam lima sesi berturut-turut.

Adapun harga perak turun 0,9 persen menjadi USD 14,44 per ounce. Harga Palladium stabil USD 1.134 per ounce. Ini menyentuh posisi tertinggi dua minggu USD 1.139,50 per ounce di sesi sebelumnya.

Sementara harga Platinum turun 0,1 persen menjadi USD 872,2 per ounce, setelah mencapai tertinggi sejak 25 Juni di USD 877,50 per ounce pada hari Rabu.

2 dari 2 halaman

Usai Pemilu Paruh Waktu AS, Harga Emas Menguat

Harga emas membukukan kenaikan usai empat sesi didukung melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) di tengah pemilihan paruh waktu Amerika Serikat (AS).

“Saya melihat hasil (pemilu paruh waktu-red) mendukung dolar AS lebih rendah dan harga emas tinggi karena satu-satunya yang keluar dari kongres yang macet adalah pengeluaran lebih tinggi,” ujar Editor Gold Newsletter, Brien Lundin, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (8/11/2018).

Ia menambahkan, pengeluaran lebih besar dorong defisit lebih tinggi dan beban utang federal lebih besar. “Dengan kenaikan suku bunga, biaya pembayaran utang akan mencapai tingkat yang tidak terkendali tanpa depresiasi dolar AS yang signifikan,” ujar dia.

Harga emas pun menguat USD 2,4 atau 0,2 persen ke posisi USD 1.228,80 per ounce di Comex. Kenaikan tersebut menghapus sebagian dari pelemahan 0,5 persen pada Selasa. Harga perak pun bertambah 0,5 persen menjadi USD 14.569 per ounce.

"Kami tidak akan mengharapkan dampak dari hasil pemilihan terhadap gerak harga emas bila melihat secara historis. Itu tidak memberikan lindung nilai yang baik terhadap risiko politik kecuali konsekuensi yang lebih luas untuk ekonomi dan pasar keuangan yang muncul," kata Analis Julius Baer, Carsten Menke.

Dari hasil pemilu paruh waktu AS, partai Demokrat mengambil kendali DPR dan partai Republik memperluas kekuatan di senat. Hal itu mendorong imbal hasil surat berharga melemah dan diikuti dolar AS.

Kongres yang terbagi juga dilihat sebagai kemungkinan Presiden AS Donald Trump akan dapat mengejar pemotongan pajak lebih lanjut sehingga kurangi kekhawatiran defisit. Pelemahan dolar AS pun dipandang sebagai manfaat untuk emas karena membuat komoditas tersebut lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.