Sukses

Harga Emas Jatuh usai The Fed Tegaskan Rencana Pengetatan Kebijakan Moneter

The Federal Reserve (The Fed) menegaskan kembali sikap mereka untuk menjalankan kebijakan pengetatan moneter.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh ke level terendah dalam satu bulan pada perdagangan Jumat. Pendorong penurunan harga emas ini karena penguatan dolar AS usai Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) menegaskan kembali sikap mereka untuk menjalankan kebijakan pengetatan moneter.

Mengutip Reuters, Sabtu (10/11/2018), harga emas di pasar spot turun 1 persen ke level USD 1.211,04 per ounce, setelah menyentuh harga terendah sejak 11 Oktober di USD 1.208,83 per ounce.

Dengan penurunan ini maka harga emas mengakhiri minggu ini dengan melemah lebih dari 1,7 persen, penurunan mingguan paling curam sejak minggu 17 Agustus.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS turun lebih dari 1 persen menjadi USD 1.212,20 per ounce.

"Pengumuman The Fed menyebabkan dolar AS menguat dan prospek suku bunga AS yang lebih tinggi sudah pasti menekan harga emas," kata Bob Haberkorn, analis senior RJO Futures.

"Suku bunga yang lebih tinggi akan menjadi membuat dolar AS karena para investor dari bagian lain dunia lebih memilih mengkonversi mata uang lokal ke dolar AS dan meninggalkan emas, tambahnya.

Penyebab lain yang membuat harga emas tertekan adalah penurunan harga minyak, dengan patokan minyak mentah Brent jatuh ke titik terendahnya sejak awal April.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Logam Mulia Lain

Untuk harga logam mulia lain, perak turun 1,7 persen menjadi USD 14,17 per ons, setelah menyentuh angka terendah sejak 18 September. Logam mulia ini menuju harga mingguan terburuk sejak Februari.

"Emas memimpin jalan di pasar logam, dengan emas turun 1 persen, akan sangat sulit untuk perak atau platinum atau paladium untuk reli," kata Haberkorn.

Platinum turun lebih dari 1,5 persen menjadi USD 851,05 per ons, sementara paladium jatuh hampir 1 persen menjadi USD 1.113,97 per ounce.