Sukses

Hasil Investigasi Jatuhnya Lion Air Bakal Dirilis Akhir November

KNKT juga menegaskan tidak pernah mengeluarkan visual analisis mengenai jatuhnya Lion Air.

Liputan6.com, Jakarta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sampai saat ini masih terus menganalisa penyebab kecelakaan Lion Air yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Sejumlah data dan temuan yang diperoleh saat ini, termasuk Flight Data Recorder (FDR) menjadi bahan utama dalam proses analisa. Dalam proses ini, KNKT juga mendapat bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan Boeing.

"Mereka wajib membantu, tapi tidak ada intervensi atau apa-apa. Karena peran Boeing sangat penting dalam investigasi. Karena komputer di dalam pesawat yang tau objeknya kan mereka. Jadi mau tidak mau harus berhubungan sama objek. Kita nggak mungkin minta yang lain untuk tahu algoritma yang ada dalam komputer," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Kementerian Perhubungan, Senin (12/11/2018).

Meski proses investigasi terus berlangsung, KNKT bersama seluruh pihak juga tetap menjalankan operasi untuk mencari Cockpit Voice Recorder (CVR) yang sampai saat ini belum ketemu. Tebalnya lumpur di laut karawang menjadi kendala dalam pencarian.

Soerjanto menambahkan, sebagai hasil awal, KNKT mentargetkan mampu menyelesaikan investigasi tahap pertama ini pada akhir bulan ini, sebelum nanti akan dilanjutkan ke proses penelitian yang lebih kompleks.

"Pre-elemenary report itu akan dikeluarkan kurang lebih tanggal 28-29 bulan ini yang berisi data faktual. Ini akan kita publikasikan lewat internet. Data yang sudah kita dapat akan kita sharing di pre-elemenary report ini," pungkas dia.

KNKT juga menegaskan pihaknya tidak pernah mengeluarkan visual analisis mengenai jatuhnya Lion Air.

"KNKT tidak pernah mengeluarkan video simulation. Hoax itu. Karena nanti kita bisa salah persepsi, butuh pemahaman. Kalau yang tidak ahli disitu bisa miss perception," pungkas dia.

2 dari 2 halaman

Asuransi Rp 1,25 M dari Lion Air Akan Cair Usai Proses Identifikasi Tuntas

Asuransi senilai Rp 1,25 miliar yang dijanjikan manajemen Lion Air belum dicairkan hingga hari ini. Kabarnya, dana tersebut baru akan diserahkan setelah proses identifikasi terhadap korban tuntas.

"Belum berproses, setelah ini (proses identifikasi) kelar, baru kami proses ya biar jangan sampai polemik kok ini dapat ini belum. Biar semua proses dulu dari sini sudah selesai," ujar Manager Planning and Development Lion Air Ivra Jones Barends di Rumah Sakit Polri Jakarta, Minggu 11 November 2018 seperti dikutip dari Jawapos.com.

Kendati demikian, sebagian besar keluarga atau ahli waris korban sudah melengkapi administrasi guna pencairan asuransi tersebut. Terkait surat kematian yang menjadi salah satu syarat klaim asuransi, jika nanti ada jenazah yang akhrinya tidak teridentifikasi, pihaknya lah yang akan mengurus surat tersebut.

"Itu tanggung jawab Lion Air untuk mengurusi surat keterangan kematian di Dukcapil. Berdasarkan manifes dan laporan kejadian itu," tutur Ivra.

Sementara pihaknya memastikan akan tetap memfasilitasi penginapan bagi keluarga korban hingga seluruh proses selesai.

"Kami tunggu sampai proses di sini, bila tidak ada lagi body part yang diidentifikasi, mereka akan tetap di sana," imbuhnya.

Namun dia berharap agar proses identifikasi seluruh jenazah tuntas. "Sementara ini (targetnya) sampai 31 November, sementara ya. Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa selesai," ucapnya.

Video Terkini