Liputan6.com, Taipei - Miliarder Terry Gou dinobatkan menjadi orang terkaya di Taiwan dalam daftar Forbes. Pria tersebut dikenal memimpin hampir sejuta pegawai lewat perusahaan elektronik yang ia pimpin.
Dilansir dari Forbes, Terry Gou merupakan pemimpin Hon Hai Precision, dikenal luas sebagai Foxconn, yang merupakan perusahaan manufaktur barang elektronik terbesar di dunia.
Advertisement
Baca Juga
Berdiri sejak 20 Februari 1974, perusahaan yang bermarkas di New Taipei itu juga bermitra dengan Apple, Nintendo, dan HP. Menurut Forbes, total karyawannya mencapai 1 juta orang dan banyak di antaranya berasal dari Tiongkok.
Kekayaan Tery Gou ditaksir mencapai USD 7,3 miliar atau setara Ro 108,2 triliun (USD 1 = Rp 14.827). Sebagai orang terkaya, peringkat Gou melewati kekayaan Keluarga Wei yang merupakan pemain utama industri makanan di Tiongkok lewat perusahaan Tingyi.
Pria 68 tahun ini mendirikan Foxconn pada 1974. Dan pada April 2017 lalu, ia bertemu Presiden Donald Trump untuk membahas investasi dan mereka sama-sama menghadiri groundbreaking pabrik Foxconn di negara bagian Wisconsin pada Juni 2018.
Foxconn sempat tersandung kontroversi karena dianggap tidak memperhatikan kesejahteraan buruh. Rangkaian kasus bunuh diri di lokasi industri Foxconn di Tiongkok sempat menjadi sorotan internasional sekitar tahun 2010. Kejadian itu membuat Foxconn memasang jaring di lokasi kerjanya agar tak ada pegawai yang lompat.
Kembali ke Gou, dia meraih posisi satu sebagai orang terkaya di Taiwan untuk pertama kalinya sejak tahun 2010. Forbes memberi catatan, harta Gou turun 23 persen dari tahun sebelumnya atau berkurang sebanyak USD 2,2 miliar (Rp 32,6 triliun).
Dalam Setahun, Harta Miliarder Dunia Bertambah Drastis
Pada tahun 2017, kekayaan para miliarder di seluruh dunia bertambah sampai lebih dari USD 1 triliun. Kekayaan tersebut lebih tinggi dari perhitungan dalam seabad terakhir.
Dilaporkan The Guardian, sebanyak 2.159 miliarder berhasil menambah kekayaan mereka semua dengan total USD 1,4 triliun. Angka itu didapat dari perhitungan UBS dan PwC.
Menurut UBS, kekayaan yang dihasilkan para miliarder di 2017 lebih tinggi dari yang pernah dicatat dalam sejarah. Bahkan, kekayaan yang dihasilkan keluarga Rothschild, Rockefeller dan Vanderbilt telah terlewati.
"30 tahun terakhir ini kami melihat terciptanya kekayaan yang lebih besar dari Zaman Sepuhan (Gilded Age)," tulis UBS Billionaires Report.
Padahal, Zaman Sepuhan adalah ketika banyak pelaku industri legendaris yang mengekspansi kerajaan bisnis mereka. Sebut saja John Pierpont Morgan senior alias J. P. Morgan, Andrew Carnegie, dan John Rockefeller.
Generasi Zaman Sepuhan juga melahirkan bergenerasi keluarga di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang memengaruhi bisnis, perbankan, politik, sampai seni selama satu abad lebih. Saham yang booming ditenggarai sebagai penyebab mengapa 2017 para miliarder tambah kaya.
Kekayaan yang diraih para miliarder tahun lalu disebut melewati angka GDP Spanyol dan Asutralia. Ke depannya, transisi kekayaan lewat warisan pun akan terjadi.
Tahun lalu saja, 40 dari 179 orang mendapatkan status miliarder baru karena warisan. Dalam 20 tahun ke depan uang sebanyak USD 3,4 triliun.
Advertisement