Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, batubara yang telah terserap dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) sampai Oktober 2018 mencapai 90 juta ton.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot mengatakan, konsumsi batubara dalam negeri sampai Oktober baru mencapai 90 juta ton. Sementara, taget 25 persen dari keseluruhan batu bara yang produksi harus diserap dalam negeri.
"DMO per Oktober 2018 sudah 90 juta ton," kata Bambang, di Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Advertisement
Kementerian ESDM mencatat produksi batubara Indonesia sampai September 2018 mencapai 319 juta ton. Sedangkan kuota produksi tahun ini mencapai 585 juta ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, berdasarkan data hasil rekonsiliasi seluruh produsen batubara, produksi batubara sampai September mencapaia 319 juta ton.
"Data sampai akhir September 2018, tingkat produksi batubara 319 juta ton," tutur Agung.
Pada tahun ini, Pemerintah telah membuka penambahan kuota produksi batubara sebesar 100 juta ton, dari kuota produksi pada tahun ini yang ditetapkan 485 juta ton sehingga menjadi 585 juta ton.
Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan, penambahan kuota produksi batubara menjadi 100 juta ton pada tahun ini, dapat meningkatkan ekspor.
Menurut Jonan, jika harga batubara USD 60 per ton, dikalikan kuota produksi batubara100 juta ton maka menghasilkan pendapatan USD 60 miliar. Maka pendapatan tersebut dapat menutupi defisit neraca perdagang.
"Kalau itu terealisasi nilai expor 60 dollar kali 100 juta itu 6 miliar, itu bisa nutupi malah lebih," tandasnya.
2 BUMN Jalin Kerja Sama Pengembangan Batubara dengan Perusahaan AS
PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk resmi menjalin kerja sama dengan Air Products and Chemicals Inc. Kerjasama tersebut dalam hal pengembangan produk batubara untuk meningkatkan nilai tambahnya.
Air Products and Chemicals Inc merupakan perusahaan berbasis di Amerika Serikat yang pada 2018 mengakuisisi paten/teknologi gasifikasi batubara Shell.
Kerja sama ini meliputi pengembangan gasifikasi batubara di Mulut Tambang Batubara Peranap, Riau untuk menjadi dimethylether (DME) dan syntheticnatural gas (SNG).
Baca Juga
Penandatanganan kerja sama tersebut berlangsung di Allentown, Amerika Serikat pada Rabu (7/11/2018).
Penandatanganan dilakukan Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dan Chairman, President & CEO Air Products Seifi Ghasemi, juga disaksikan langsung Menteri BUMN Rini Soemarno.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, percepatan hilirisasi sektor pertambangan Indonesia merupakan langkah nyata pemerintah mendukung terjadinya nilai tambah produk di sektor tambang. Ini sekaligus juga sebagai upaya mendukung penghematan devisa negara.
Proses hilirisasi di sektor tambang juga akan membawa dampak besar bagi Indonesia, terutama dalam mengantisipasi terjadinya defisit transaksi berjalan (CAD).
"Terima kasih Bukit Asam dan Pertamina yang sudah turut aktif mewujudkan hilirisasi batubara ini. Indonesia harus terus mengembangkan industri hilirisasi batubara bukan hanya dalam mengurangi impor tetapi juga dalam rangka mengembangkan ekspor," kata Rini dalam keterangannya, Kamis (8/11/2018).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan, kerja sama Pertamina dengan Bukit Asam serta Air Products adalah langkah strategis bagi semua pihak, untuk meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional, melalui pemanfaatan DME dan SNG.
“Sekitar 70 persen LPG masih diimpor, tahun 2017 Indonesia mengonsumsi tidak kurang dari 7 juta ton LPG. Pabrik gasifikasi batubara ini adalah proyek yang sangat strategis secara nasional,” ujar Nicke.
Selain mewujudkan sinergi BUMN, Nicke menambahkan, kerjasama dengan PTBA dilakukan guna optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam nasional. “Pertamina dan PTBA merupakan dua perusahaan BUMN besar di Tanah Air. Sejalan dengan hal tersebut, kerjasama ini mencerminkan pemanfaatan energi dari dalam negeri untuk masyarakat Indonesia,” jelas dia.
Advertisement