Liputan6.com, Jakarta - Semua pekerja tentu mendambakan kenaikan gaji. Namun, banyak juga yang ragu dalam memintanya kepada atasan.
Survei yang dilakukan perusahaan finansial pribadi online SoFi Agustus lalu menyatakan dari seluruh pekerja yang menginginkan kenaikan gaji, hanya 33 persen yang berencana untuk memintanya secara langsung.
Advertisement
Baca Juga
Menurut vice president of membership SoFi Libby Leffler, banyak orang yang tidak percaya diri untuk meminta gaji. Namun, keraguan ini dapat menghambat kemajuan karier.
“Anda tidak akan mendapat apa yang tidak Anda minta,” tutur Leffler dikutip dari CNBC. Oleh karena itu, pastikan Anda sudah melakukan 6 hal ini sebelum meminta kenaikan gaji.
1. Ketahui tujuan
Sebelum mempersiapkan diri untuk minta kenaikan gaji, pastikan Anda memiliki gambaran yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai.
Pahami tujuan ini dengan spesifik seperti seberapa signifikan kenaikan gaji yang diinginkan, hasil minimum yang ingin dicapai, dan hal penting dari pekerjaan dan karier Anda.
Hal lain yang juga perlu diingat adalah untuk mempertimbangkan pendapat rekan kerja dan menyesuaikannya dengan permintaan Anda.
Tunjukkan bahwa Anda merupakan seorang pekerja keras yang ingin melakukan bekerjaan dengan baik, bukan sekadar hanya ingin menerima upah yang lebih besar.
2. Lakukan riset
Leffler mengatakan, ada banyak persiapan yang harus dilakukan sebelum membicarakan gaji dengan atasan.
Cari tahu bagaimana perusahaan lain, baik di dalam industri yang sama ataupun tidak, menggaji karyawan dengan pekerjaan seperti Anda. Pastikan Anda memiliki data untuk mendukung klaim ini.
Selain itu, jangan lupa juga untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam negosiasi gaji.
“Penting untuk diingat, dalam melakukan negosiasi kenaikan gaji perhatikan juga kompensasi,” ujar Leffler.
Kompensasi ini bisa berupa benefit tertentu, waktu liburan, waktu kerja yang fleksibel, atau cuti sakit. Semua hal ini bisa dinegosiasikan pula sebagai bagian dari kenaikan gaji.
Advertisement
3. Kumpulkan bukti
Persiapkan diri untuk mendiskusikan pekerjaan yang pernah dilakukan yang menurut Anda bisa meningkatkan kompensasi.
“Anda harus memberikan alasan yang kuat untuk menjelaskan mengapa Anda layak mendapat kenaikan gaji,” imbuh Leffler. Ia meneruskan, tahap persiapan ini begitu penting namun sering terlewatkan.
Dalam persiapan ini juga termasuk membawa bukti nyata atas pekerjaan bagus yang telah Anda kerjakan dan menyuksesan perusahaan atau tim.
Oleh karena itu, catat dan simpan pencapaian-pencapaian yang telah diraih dan salinan ucapan selamat atas kesuksesan Anda dari rekan kerja, klien, atau manajer.
4. Latih nada bicara
Pastikan Anda telah berlatih menjelaskan permintaan Anda dengan nada bicara yang tepat sebelum menghampiri atasan.
Ini menjadi salah satu cara untuk mengatasi rasa gugup saat meminta kenaikan gaji. Leffler menyarankan untuk berlatih dengan seseorang yang dipercaya.
Ini bisa dilakukan dengan melakukan simulasi dimana Anda seolah berhadapan dengan jajaran direksi. Lakukan ini dengan orang-orang yang bisa memberikan umpan balik yang jujur dan mendukung Anda.
5. Tentukan waktu yang tepat
Pastikan Anda meminta kenaikan gaji dengan cara dan waktu yang tepat. Meminta kenaikan gaji saat perusahaan sedang berupaya memotong anggaran atau tengah menghadapi masalah finansial tentu bukan waktu yang tepat. Kemungkinan permintaan Anda ditolak pun akan lebih besar.
Waktu yang pas untuk membahas kenaikan gaji adalah saat masa peninjauan kinerja, setelah Anda melakukan kontribusi penting untuk tim.
Meminta kenaikan gaji setelah proyek besar di mana Anda memiliki peran penting di dalamnya juga menjadi waktu yang tepat.
6. Sadari adanya kemungkinan untuk ditolak
Selalu ada kemungkinan Anda mendapat jawaban “tidak” dari atasan saat meminta kenaikan gaji. Jadi Anda juga harus siap apabila mendapat penolakan.
Dengarkan alasan atasan menolak permintaan Anda. Alasan ini bisa menjadi informasi berharga untuk perkembangan karier.
“Ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk berterima kasih atas umpan balik yang diberikan,” kata Leffler.
Leffler menambahkan, penolakan ini bisa dimanfaatkan sebagai lompatan. Diskusikan harapan atasan terhadap diri Anda dan susun rencana tindakan untuk kenaikan gaji atau promosi berikutnya.
Saat waktunya tiba, jangan ragu untuk memintanya lagi. Namun pastikan Anda telah berusaha keras dan bisa membuktikan bahwa Anda berhak mendapat kenaikan gaji.
“Jika Anda memilih waktu dan konteks yang tepat, juga memiliki bukti, tak perlu takut untuk meminta,” kata Leffler. (Felicia Margaretha)
Advertisement