Liputan6.com, New York - Harga emas mencapai kenaikan dalam hampir sepekan. Kenaikan seiring langkah investor yang mencari perlindungan dari gejolak pasar, setelah draft perjanjian lama yang ditunggu-tunggu terkait rencana Inggris meninggalkan Uni Eropa (Brexit) kembali menuai polemik. Kondisi ini membantu logam bertahan dari penguatan terhadap Dolar AS.
Melansir laman Reuters, Jumat (16/11/2018), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.214,79 per ounce, setelah menyentuh posisi tertinggi sejak 9 November di USD 1.216,27. Harga juga sempat menjauh dari posisi terendah dalam sebulan di USD 1.195,90 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Adapun harga emas AS ditutup naik USD 4,90, atau 0,40 persen menjadi USD 1.215 per ons. "Ketidakpastian seputar Brexit adalah faktor terbesar saat ini. Ini menjadi berita utama lagi," kata Michael Matousek, Kepala Pedagang di US Global Investor.
Perdana Menteri Inggris Theresa May diketahui tengah berjuang untuk menyelamatkan satu rancangan perihal Brexit. Ini salah satu yang mempengaruhi harga emas saat ini.
Matousek mengatakan jika saat ini orang-orang mencari keamanan pada aset seperti emas dan minyak mentah, serta dolar. "Jika emas bisa bertahan di atas level USD 1.209, kita bisa melihatnya naik ke USD 1.235," jelas dia.
Memang, Dolar kembali mempertahankan kenaikannya terhadap mata uang lainnya. Mata uang telah muncul sebagai aset safe haven yang dominan di tahun ini.
Serta berhasil merusak daya tarik emas, yang telah jatuh 11 persen dari puncaknya pada April, dipicu perang perdagangan AS-Cina dan kenaikan suku bunga AS.   Â
"Risiko geo-politik tetap tinggi ... ini yang mendukung emas dan membawa keuntungannya hingga akhir tahun dan di 2019. Gejolak politik yang terjadi hari ini dan meningkatnya ketidakpastian mengenai prospek untuk Brexit," kata Mark O'Byrne, Direktur Penelitian dari Agen emas GoldCore yang berbasis di Dublin.   Â
Â
Harga Logam Lainnya
Meski demikian, perang dagang menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. Ini terkait rencana Presiden AS Donald Trump diharapkan bertemu Presiden Cina XiJinping pada pertemuan G20 di Argentina bulan ini.                           Â
Adapun harga Palladium melonjak lebih dari 4 persen, mencapai rekor tertinggi di USD 1.178,30 per ounce.
"Tampaknya ada permintaan yang bagus (untuk paladium) mobil listrik dan mesin diesel di Eropa dan China," kata George Gero, Managing Director RBC Wealth Management.
Sedangkan harga Perak naik 1,3 persen menjadi USD 14,31 per ounce. Serta Platinum naik 1,1 persen menjadi USD 843,50 per ounce.
Advertisement