Harta Melimpah, 5 Miliarder Ini Malah Hidup Irit

Merupakan orang terkaya ke-6 ternyata tidak mempengaruhi gaya hidup Amancio Ortega. Pendiri Zara ini biasanya ke kantor mengenakan blazer biru, kaos putih, dan celana abu-abu.

Tak hanya dari cara berpakaian saja, gaya hidup sederhana ini pun terlihat dari sikapnya. Ortega masih sering datang ke kedai kopi di kota asalnya yang biasa ia kunjungi bersama istrinya. Ia juga suka makan bersama karyawannya di kantin kantor.

3. Ingvar Kamprad

Ingvar merupakan salah satu orang terkaya di Eropa. Namun sang pendiri IKEA ini semasa hidupnya menjalani gaya hidup dengan sederhana. Misalnya saja, ia lebih memilih untuk duduk di kelas ekonomi saat berpergian dengan pesawat. 

Serupa dengan Ortega, Kamprad juga suka makan di kantin kantor. Bahkan, beberapa orang menyebut Ingvar “pelit” karena tidak mengganti mobil Volvonya selama lebih dari satu dekade dan sering berpergian dengan bus.

Kekayaan Azim Premji boleh mencapai USD 15 miliar atau Rp 218,1 triliun, tapi magnat teknologi asal India ini hidup dengan irit.

Pasalnya, pendiri Wipro Ltd ini masih menggunakan taksi roda tiga untuk pulang dari bandara. Padahal ia bisa saja memesan mobil mewah untuk menjemputnya. Bahkan kabarnya, ia menghitung gulungan tisu toilet yang digunakan di kantor-kantor Wipro.

Tak hanya itu, Amir malah lebih memilih untuk terbang dengan kursi ekonomi, mengendarai mobil bekas, dan selalu mengingatkan pegawainya untuk mematikan lampu di kantor.

5. Judy Faulkner

Kesuksesan perusahaan software Epic Systems membuat kekayaan pendirinya, Judy Faulkner saat ini mencapai USD 5,03 miliar (Rp 73,2 triliun). Namun, Judy memiliki gaya hidup yang simpel. 

Kabarnya, miliarder berusia 73 tahun ini hanya punya 2 mobil dalam 15 tahun terakhir. Ia juga tinggal di rumah yang sama di Wisconsin selama hampir tiga dekade.

Dalam suratnya mengumumkan keanggotaannya dalam organisasi amal Giving Pledge, Faulkner menyatakan dirinya tidak pernah tertarik dengan hidup mewah. Ia mengaku lebih tertarik membantu orang lain mendapat akses ke makanan, tempat tinggal, layanan kesahatan, dan pendidikan. (Felicia Margaretha)