Liputan6.com, Jakarta - Bandara di Indonesia akan menerapkan sistem Smart Airport yang menghadirkan beragam inovasi teknologi menarik, mulai dari teknologi robot sampai Smart Security. Untuk mencapainya, PT Angkasa Pura II (Persero) bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU).Â
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh President Director PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin, dan Plt. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Wimpie Agoeng N. MoU itu terkait rencana Kerjasama Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk menunjang Layanan Kebandarudaraan yang berlangsung.
Advertisement
Baca Juga
Penandatanganan MoU ini merupakan langkah awal bagi seluruh pihak guna mendukung pengembangan serta menunjang pelayanan bandara yang dikelola Angkasa Pura II.
Kerjasama tersebut dapat saling menguntungkan dalam pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh masing-masing pihak, juga membangun kemitraan strategis sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku, serta mengikuti prinsip Good Corporate Governance.
“Kerjasama ini dapat mendukung pengembangan konsep Smart Airport AP II yang ke depannya akan diimplementasikan pada bandara-bandara yang dikelola AP II seperti penggunaan renewable energy dengan pengimplementasian smart grid system yang sejalan dengan konsep Smart Environment, penggunaan IoT (Internet of things) untuk konsep Smart Security, dan juga konsep Smart Mobility dengan menggunakan robotic technology untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada seluruh pelanggan AP II," ujar Awaluddin, Sabtu (17/11/2018).
Berdasarkan hal itut, pelayanan jasa kebandarudaraan yang meliputi pelayanan jasa pesawat udara, penumpang dan barang (kargo/ pos), diharapkan dapat dikelola secara efisien dan efektif melalui pendekatan teknologi, sehingga akan meningkatkan pengusahaan jasa kebandarudaraan secara nyata. Inovasi seperti teknologi robot dan Smart Security akan dijumpai di bandara seperti di negara-negara maju.
Dalam melaksanakan kontribusi dan komitmen tersebut dibutuhkan kehadiran lembaga/badan yang berkompeten yang dapat memberikan konsultasi dan pendampingan dalam hal kegiatan penetapan teknologi layanan kebandarudaraan.
“Dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman ini diharapkan akan memudahkan pelaksanaan kajian melalui pertukaran informasi data juga hal lainnya yang berkaitan dengan pengkajian penerapan teknologi kebandaraudaraan di Angkasa Pura II," jelas Awaluddin.
Kemenhub Kucurkan Rp 43 Miliar untuk Proyek Bandara Timika di 2019
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali mengucurkan anggaran senilai Rp 43 miliar pada tahun depan, untuk melanjutkan pembangunan gedung terminal penumpang Bandara Mozes Kilangin Timika, Papua.
Kepala Unit Pengelola Bandara Udara (UPBU) Mozes Kilangin Timika Sepyani Mahendra mengatakan, pembangunan fasilitas pendukung Bandara Timika itu tetap menjadi perhatian pemerintah pusat melalui Kemenhub. Ini agar bisa dioperasikan pada 2020 menyongsong penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua.Â
"Kalau dari kementerian tetap jalan terus sesuai program untuk membangun sektor transportasi udara di seluruh Indonesia. Pagu alokasi anggaran untuk pembangunan lanjutan Bandara Timika tahun 2019 sudah ditetapkan," kata dia di Timika, mengutip Antara, Jumat (16/11/2018).
Dia mengatakan kebutuhan pekerjaan lanjutan berupa tahap lima gedung terminal Bandara Timika yang diusulkan ke pusat sekitar Rp 60 miliar. Namun yang bisa direalisasikan hanya Rp 43 miliar.
Berkurangnya alokasi anggaran pembangunan lanjutan gedung terminal Bandara Timika itu karena pemerintah harus memperhatikan pembangunan fasilitas perhubungan lainnya di seluruh pelosok Tanah Air.
Adapun pada 2018 ini, Kemenhub mengucurkan anggaran Rp 77 miliar (kontrak pekerjaan Rp 73 miliar) untuk pekerjaan tahap empat gedung terminal penumpang Bandara Timika seperti pembuatan dinding, pemasangan keramik, pemasangan kaca pada lantai dua, dan pembangunan toilet.
Gedung terminal penumpang komersial Bandara Mozes Kilangin Timika seluruhnya seluas 42 ribu meter persegi, terdiri atas dua unit, satu unit seluas 21 ribu meter persegi dibangun Kemenhub dan satu unit lagi dengan luasan yang sama dibangun Pemkab Mimika melalui APBD.Â
Khusus untuk gedung terminal penumpang yang ditangani oleh Kemenhub, pengerjaannya dipercayakan kepada PT Prasasti Konsorindo Jakarta.
Selain pembangunan lanjutan gedung terminal penumpang, tahun ini Kemenhub juga mengalokasikan anggaran Rp 22 miliar untuk pembangunan lanjutan tempat parkir pesawat (apron) seluas 100x100 meter persegi yang nantinya digunakan untuk memarkir pesawat-pesawat perintis berukuran kecil yang melayani penerbangan ke pedalaman Papua.
Adapun tempat parkir pesawat yang sudah terbangun di sisi selatan Bandara Mozes Kilangin Timika keseluruhannya sudah mencapai 640x100 meter persegi yang nantinya akan digunakan untuk memarkir pesawat berbadan lebar (empat pesawat).
Pekerjaan lain yang dilakukan di area Bandara Mozes Kilangin Timika dengan sumber dana APBN yaitu instalasi pengolahan air dan penyediaan serta pemasangan jaringan listrik. Kedua pekerjaan itu menelan anggaran masing-masing Rp 9 miliar dan Rp 5 miliar.
Advertisement