Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berwacana merombak pelabuhan di Indonesia menjadi lebih modern. Pelabuhan akan disulap dengan sentuhan digitalisasi dan sistem cashless (non tunai).
Selain itu, pelabuhan juga akan disterilisasi layaknya bandara dan stasiun. Dengan demikian tidak sembarang orang bisa memasukinya karena akses masuk terbatas bagi pemegang tiket saja.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I, Bambang Eka Cahyana mengatakan, pihaknya sudah sangat siap mengadopsi mekanisme pelayanan bandara ke pelabuhan-pelabuhan.
Advertisement
Baca Juga
Saat ini pihaknya telah memilih tiga pelabuhan untuk menjadi pilot project atau percontohan yakni, Pelabuhan Tanjung pinang, Belawan, dan Sibolga.
"Sebetulnya kita mengusulkan 3 pelabuhan pertama tanjung pinang, sibolga, belawan. Khusus Tanjung Pinang paling siap karena otomotisasi berjalan dengan baik, sudah 100 persen," ‎kata Bambang di Jakarta, Senin (19/11/2018).
Dalam otomatisasi tersebut, penumpang tidak lagi membeli tiket secara tunai, melainkan akan menggunakan kartu alat pembayaran elektronik.
"Jadi semua dilakukan dengan e-money, kita kerja sama dengan Bank BNI dan Bank Mandiri. Jadi ketika penumpang mau masuk mereka tinggal tap aja e-money gate-nya terbuka. Nanti tinggal kita tambah domestiknya itu x-ray, kalau sudah seperti itu sama dengan bandara," ujar dia.
Ketiga pelabuhan tersebut saat ini sudah steril dan tidak ada lagi pedagang asongan yang masuk. Kemudian, orang yang tidak memiliki tiket tidak akan bisa masuk ke pelabuhan.
"Target kita Tanjung Pinang awal tahun depan, Belawan tinggal beli x-ray. Kalau Sibolga itu fisik bangunan 89 persen, akhir tahun 99 persen, otomatisasinya nanti pada kuartal I 2019,"Â dia menandaskan.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Â
Â
Dilakukan Bertahap
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut kemenhub, Raden Agus H Purnomo menyebutkan pihaknya akan segera menyulap pelabuhan-pelabuhan dengan sentuhan digital.
Selain itu, aturan sterilisasi pun akan diterapkan dimana hanya kru dan penumpang yang memegang tiket yang boleh masuk kawasan pelabuhan. Hal ini seperti yang diterapkan di bandara dan stasiun.
"Ya seperti di bandara sama di kereta kan yang enggak punya indetitas enggak boleh masuk. Jadi yang punya indentitas baru bisa masuk," kata Agus, Selasa (9/10/2018).
Revolusi pelabuhan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Mantan Direktur Utama PT INKA (Persero) ini mengungkapkan saat ini ada 3 pelabuhan yang akan dijadikan percontohan (pilot project) yaitu Pelabuhan Kali Adem, Tanjung Pinang, dan Bau Bau.
Dia mengungkapkan, saat ini sudah ada beberapa pelabuhan yang menerapkan sistem tersebut. Salah satunya Semarang.
"Bisa lihat di Semarang, pelabuhannya sudah pakai boarding pass. Artinya tiketnya udah online, manifest juga online gitu," ujarnya.
Dirjen Agus mengatakan belum dapat menargetkan kapan seluruh pelabuhan di tanah air akan menerapkan hal yang sama. Sebab banyak hal yang harus dipersiapkan mulai dari tenaga kerja, sistem, hingga aplikasi.
"Kalau regulasi enggak terlalu susah yang susah kan ini mendidik masyarakat. Biasanya masuk pelabuhan gampang kan kita mendidik masyarakat, harus pelan-pelan. Ini sedang disiapkan, harapannya Januari 2019 itu sudah trial, dengan sistem sterilisasi itu," ungkapnya.
Sementara itu, untuk digitalisasi, Kemenhub sebagai regulator selain menyiapkan perizinan juga siap memfasilitasi dengan software-software yang mendukung.
"Kami menyiapkan digitalisasi softwarenya kami siapkan misalnya e-ticketing kemudian untuk barang packing, barang pakai juga digital semua nanti gitu sehingga nanti harapannya seluruh dokumen manifes orang maupun barang digital seperti kalau di pesawat," tutupnya.
Â
Advertisement