Sukses

Kembali Terbang, Merpati Disarankan Masuk Pasar Kargo Ketimbang Penumpang

Selama 5 tahun terakhir hampir tidak ada maskapai baru yang masuk ke industri ‎penerbangan nasional.

Liputan6.com, New York - PT Merpati Nusantara Airlines akan kembali beroperasi usai mati suri sejak 2014. Namun di tengah persaingan industri penerbangan yang begitu ketat, maskapai plat merah ini diyakini akan sulit untuk bertahan lama.

Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan, selama 5 tahun terakhir hampir tidak ada maskapai baru yang masuk ke industri ‎penerbangan nasional. Bahkan yang ada maskapai lama yang justru perlahan-lahan tutup.

"Kalau diperhatikan, dalam 5 tahun terakhir tidak ada pemain baru. Bahkan pemain-pemain lama berguguran atau bergabung menjadi bagian dari suatu kelompok besar. Misalnya Sriwijaya sudah bergabung dengan Garuda," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Menurut dia, saat ini industri penerbangan nasional telah masuk ke fase dewasa, di mana maskapai-maskapai yang tidak memiliki modal kuat telah berguguran. Yang tersisa saat ini hanya maskapai-maskapai yang memiliki modal besar.

"Pada saat kondisi industri ini sudah mature dengan 2-3 pemain besar. Kemudian ada pemain kecil mau masuk lagi, maka ceruk pasar mana yang akan dibidik. Kecuali mainnya tidak di pasar menumpang, mungkin spesialis kargo atau carter, itu lain lagi," ungkap dia.

Oleh sebab itu, lanjut Alvin, dirinya tidak yakin Merpati mampu bersaing dan bertahan lama di industri penerbangan jika kembali beroperasi nantinya. Bahkan untuk bisa kembali terbang pun merupakan hal yang berat.

‎"‎Merpati juga tidak punya keunggulan apa-apa. Nama sudah dilupakan, izin-izin juga sudah mati semua. Jadi harus benar-benar mulai dari nol. Itu berat sekali. Kalau untuk masuk ke bisnis penerbangan penumpang dalam negeri, saya tidak yakin Merpati bisa bertahan lama," tandas dia.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Serahkan Penilaian Investor Maskapai Merpati kepada Kementerian BUMN

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) siap kembali mengudara pada 2019. Hal tersebut setelah Merpati Airlines dikabarkan mendapatkan komitmen suntikan modal dari Intra Asia Corpora sebesar Rp 6,4 triliun.  

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pihaknya akan menyerahkan penilaian mengenai kredibilitas dari investor Merpati kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia menilai, itu sudah menjadi kewenangan BUMN apakah nantinya akan ditindaklanjuti atau justru sebaliknya.

"Tata kelola kredibilitas dari investor itu semuanya silakan dari kementerian BUMN," kata Sri Mulyani di Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, Tangerang, Minggu (18/11/2018).

Sri Mulyani mengatakan, terpenting saat ini adalah bagaimana ke depan memaksimalkan aset Merpati. Oleh karena itu, pihaknya akan terus berkoordinasi bersama BUMN untuk memaksimalkan aset yang tersisa.

"Sudah disampaikan bahwa kita akan terus melakukan kerjasama dengan BUMN, dalam rangka untuk bagaimana menggunakan aset yang ada secara semaksimal mungkin," imbuhnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com