Liputan6.com, New York - Harga emas mampu naik ke level tertinggi dalam dua minggu seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah.
Harga emas untuk pengiriman Desember di Comex naik USD 6,8 atau 0,6 persen ke posisi USD 1.228 per ounce. Harga emas itu juga termasuk kontrak paling aktif sejak 7 November. Sementara itu, harga perak naik 23,3 sen atau 1,6 persen ke posisi USD 14.502 per ounce. Harga perak sudah naik 0,8 persen pada pekan ini.
Advertisement
Baca Juga
Harga emas melemah pada perdagangan Selasa usai menguat dalam empat hari. Hal tersebut juga didorong terjadi aksi jual di bursa saham. Namun, perdagangan cenderung pendek pada pekan ini karena ada perayaan Thanksgiving di AS pada Kamis waktu setempat.
“Dengan harga lebih rendah dalam emas pada Selasa yang terjadi dalam hadapi penurunan tajam dalam saham dan meningkatnya kecemasan. Ini jelas emas juga bukan alat investasi yang safe haven,” ujar Analis Zaner Metals, dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (22/11/2018).
Selanjutnya
Oleh karena itu, para analis tidak terkejut seiring kenaikan harga emas pada Rabu pekan ini. Penguatan harga emas seiring pemulihan bursa saham global.
“Namun, dolar AS melemah sehingga menekan emas dan perak,” tulis analis.
Dolar AS melemah sebagian besar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS turun hampir 0,2 persen. Akan tetapi, pada pekan ini, dolar AS naik 0,2 persen. Pergerakan harga emas seiring berbalik terhadap dolar AS. Pelemahan dolar AS dapat membuat emas lebih menarik bagi pengguna mata uang lainnya.
Di pasar komoditas lainnya, harga palladium naik USD 7,1 atau 0,6 persen menjadi USD 1.133,20 per ounce. Harga platinum naik 0,4 persen menjadi USD 850,60 per ounce. Harga tembaga menguat 1 persen menjadi USD 2.795 per pound.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement