Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan bisnis jual beli online (e-commerce) menjadi penyelamat bagi PT Pos Indonesia (Persero). Hal ini di tengah tergerusnya dua lini bisnis utama PT Pos Indonesia yaitu pengiriman surat dan pengiriman uang (wesel).
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsih Wahyu Setijono mengatakan, sejak lama PT Pos menjadi pemain utama dalam bisnis komunikasi dan pengiriman uang melalui layanan pengiriman surat dan wesel.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, bisnis yang dijalankan oleh BUMN tersebut mulai tergantikan oleh produk yang lebih canggih.
Advertisement
Baca Juga
‎"Sampai 2014 akhir pos masih kuasai jasa keuangan di desa-desa. Begitu muncul Lakupandai, maka muncul agen perbankan memasuki area yang sebelumnya dimonopoli oleh PT Pos," ujar dia di Gedung Pos Ibu Kota, Kamis (22/11/2018).
Akan tetapi, lanjut Gilarsi, dengan perkembangan teknologi pula, muncul bisnis e-commerce yang langsung tumbuh secara cepat di Indonesia. Dengan adanya kegiatan pengiriman barang dalam bisnis ini menjadi peluang bagi Pos untuk tetap bisa bertahan.
"Yang dilakukan adalah syukurnya ada offline ke online, yang biasanya belanja harus ke toko, sekarang belanja di marketplace. Ini harus ada yang antar barang. Meski sebetulnya Pos tidak punya infrastruktur untuk parcel, karena yang kita dimiliki diperuntukkan untuk surat," tutur dia.
PT Pos pun mulai bekerja sama dengan berbagai e-commerce agar bisa menjadi pilihan jasa pengiriman barang saat masyarakat berbelanja secara online.
Meski pun belum menjadi pilihan pertama, kata Gilarsih, tapi PT Pos telah menempati posisi tengah sebagai jasa kurir yang dipilih masyarakat dalam mengantarkan barang yang dibeli secara online.
"Pada 2015, Pos tidak dikenal di marketplace, baru penghujung 2015, pertama dengan bekerja sama dengan Mataharimall, Lazada, Bukalapak dan lain-lain. ‎Orang anggap Pos untuk surat dan lambat karena BUMN, tapi ini tantangan kita. Sekarang posisi kita sekarang di tengah, sudah belasan persen di marketshare. Kami berjuang untuk menjadi pilihan pertama atau paling tidak kedua di pasar," ujar dia.
Â
Â
Pos Indonesia Rilis 6 Produk Baru
Sebelumnya, PT Pos Indonesia (Persero) meluncurkan beberapa inovasi layanan yang dapat mempermudah masyarakat dalam menggunakan jasa Pos Indonesia untuk mengirim paket dan surat. Inovasi layanan ini merupakan salah satu upaya perusahaan menghadapi Revolusi lndustri 4.0.
Direktur Komersial PT Pos Indonesia (Persero) Charles Sitorus mengatakan, ada 6 produk baru yang diluncurkan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Semua produk baru ini dapat diakses hanya dengan mengandalkan smartphone.
"Adapun inovasi layanan tersebut adalah Contact Center Oranger, Magenpos, Agenpos B2B Kurir, Agenpos B2B Jaskug, Layanan Kargo Ritel Udara di Agenpos, serta Top Up e-Money di Kantorpos," ujar Charles di Kantor Pusat PT POS, Jakarta, Kamis  11 Oktober 2018.
Layanan pertama Contact Center Oranger diperuntukkan bagi pelaku UMKM serta masyarakat umum dengan memberikan layanan pick-up gratis melalui call center 1500261 yang dapat diakses mulai 10 Oktober 2018. Untuk saat ini baru dapat diakses di 4 regional dalam Jawa, Jatabek.
Kemudian, regional 5 meliputi Jawa Barat dan Banten, Regional 6 meliputi Jateng dan DIY serta Regional 7 meliputi Jatim. Semantara 7 regional lainnya akan diberlakukan daam waktu dekat Caranya cukup mudah saat call ke 1500261.
"Pengirim cukup menyebutkan nama, nomor telepon, serta alamat atau lokasi penjemputan, atau menyebutkan kode booking Pos Order Number (PON) dan lokasi penjemputan. Kode bookingmelalui PON dapat diperoleh dengan registrasi di web," jelas Charles.
Layanan produk terbaru kedua adalah M-Agenpos yang merupakan aplikasi mobile berbasis android native yang dikembangkan untuk layanan payment yaitu pembayaran berbagai angsuran, antara lain PLN, telekomunikasi, PDAM, PBB, Tiket pesawat atau Kereta Api, premi asuransi dan finance.
"Dengan aplikasi ini masyarakat pengguna layanan Pos tidak harus datang ke outlet kantor pos, namun sebaliknya, Pos Indonesia melalui layanan M-Agenpos akan memberikan pelayanan dilokasi pelanggan berada," kata Charles.
Charles melanjutkan, produk ketiga adalah agenpos Business to Business (B2B) yang merupakan agenpos dengan pola kerja sama antara POS dengan mitra berbadan usaha yang telah memiliki banyak channel yang terhubung secara online. Dalam hal ini mitra wajib menyediakan koneksi jaringan virtual (VPN) yang menghubungkan Host Mitra dengan Host PT Pos Indonesia (Persero).
"Begitu juga PT Pos Indonesia juga menyediakan infrastruktur dan sistem aplikasi layanan jasa kurir menggunakan application programming interface (API) yang akan menghubungkan system mitra dengan sistem Pos," jelasnya.
Dengan pola B2B ini diperkirakan jumlah agenpos akan tumbuh dengan cepat dari 6.000 agenpos eksisting menjadi 45.000 agenpos. Dengan pertumbuhan yang signifikan ini, akan berdampak pada pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement