Sukses

Dongkrak Harga, Jokowi Minta Menteri PUPR Beli Karet Rakyat untuk Aspal Jalan

Patokan harga karet berasal dari perdagangan internasional bukan perdagangan Indonesia, ini yang menjadi masalah.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono agar ikut membeli karet dari rakyat, yang saat ini harganya jatuh hingga Rp 6000 per kilogram (kg).

“Saya sudah perintahkan kepada Menteri PUPR, juga sudah sampaikan ke petani karet di tempat lain, saya sampaikan bahwa Kementerian PUPR nanti mulai awal Desember ini akan membeli langsung dari koperasi atau dari petani,” kata Jokowi seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet, Senin (26/11/2018).

Nantinya, lanjut Presiden, karet yang dibeli Kementerian PUPR dari para petani itu akan digunakan sebagai bahan campuran untuk pengaspalan jalan.

Mengenai harga yang dibeli pemerintah, Jokowi mengaku jika pemerintah akan menghitung terlebih dulu biar final. Namun dia sedikit memberi bocoran, harganya kurang lebih Rp 7.500- Rp 8.000 per kg.

“Sebentar ini harus Alhamdulillah disyukuri dulu. nanti kita akan itung-itungan lagi gitu lho,” ujarnya.

Menurut dia, harga karet berasal dari perdagangan internasional bukan perdagangan Indonesia. Hal ini yang menjadi masalah.

“Jadi sebentar lagi akan terutama di Sumatera Selatan nanti akan dibeli hasil karet oleh kementerian PUPR. Kalau nanti misalnya ada peluang lagi untuk harga bisa lebih itu, lebih dari itu akan saya sampaikan. Tapi yang ini disyukuri dulu,” ucap Jokowi.

 

 

2 dari 2 halaman

Menko Darmin Ingin Industri Panel Kayu Kembali Berjaya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution membuka musyawarah nasional (Munas) Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO) ke VIII, di Jakarta. Dalam sambutannya, Darmin menginginkan agar industri panel kayu di Indonesia dapat kembali berkembang.

"Jadi saya datang memang mau memberi semangat memberi dukungan ayo kita hidupkan lagi, memang dan kita terus terang perlu selasaikan tidak hanya produksi tapi ekspor," kata Menko Darmin dalam Munas VIII APKINDO, di Hotel Four Seasons, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Darmin meyakini sektor industri panel kayu dapat kembali merebut kejayaan seperti beberapa tahun lalu. Sebab, potensi kekayaan sumber daya alam di Indonesia sendiri masih melimpah sehingga ini bisa mendukung industri sektor perkayuan.

"Percayalah bahwa kita punya. Mustahil kita tidak punya kelebihan itu. Kita bisa," imbunya.

Di sisi lain, dalam mendukung industri panel kayu, Darmin juga menginginkan sumber bahan baku bagi industri kayu lapis ke depan adalah melalui Hutan Tanaman Industri (HTI). Tentu saja ini tanpa mengesampingkan sumber bahan baku yang ada seperti dari hutan alam produksi, hutan rakyat dan perkebunan.

"Ada beberapa, artinya yang pertama kita tentu saja ingin supaya, jangan kemudian menambah juga, hal-hal yang menjadi perdebatan lebih baik dikembangkan melalui HTI. Jadi nanti, nanam sendiri. Ya kalau nebangin kayu di hutan ribut lagi. Memang persoalan HTI itu masih ada yang harus kita selesaikan, tapi nanti kita selesaikan," bebernya.

Selain itu, pemanfaatan hutan tanam rakyat (HTR) juga bisa menjadi solusi dalam menggalakan kembali produksi industri kayu panel di Indoensia.

"Artinya di timur ada lagi pohon kelapa, itu saja kita kerjakan HTI dan HTR, kalau peremajaan karet itu enggak akan berhenti berhenti kayunya. Kita pasti punya keunggulan di situ dan pasti modalnya enggak mahal-mahal," jelas Darmin.