Sukses

Pria Dermawan Bagi-Bagi Duit Rp 15,7 Miliar ke Seluruh Warga Sekolah

Seorang pria dermawan bawa duit satu koper ke sebuah sekolah dan membagikannya.

Liputan6.com, Paradise - Seorang pengusaha real estate membagikan cek senilai uang USD 1.000 atau setara Rp 14,3 juta (USD 1 = Rp 14.340) kepada seluruh warga SMA. Aksi dermawan tersebut dilakukan karena warga sekolah kena dampak kebakaran hutan masif di California.

Dilansir dari Inc, Bob Wilson yang berusia 89 tahun datang ke SMA Paradise sembari membawa koper berisi uang sebesar USD 1,1 juta (Rp 15,7 miliar) dan 1.100 cek dengan nominal uang USD 1.000. Cek itu ia berikan ke tiap murid, guru, petugas kebersihan, sopir bus, dan staff di SMA itu.

Wilson mengambil keputusan itu setelah membaca nasib anak-anak SMA yang kena dampak kebakaran. Tak butuh waktu lama bagi Wilson untuk menyambangi sekolah yang terletak di daerah gunung dan dikelilingi pepophonan itu.

"Saya membuat keputusan dalam dua atau tiga menit ketika membaca berita, bahwasannya saya ingin memberikan anak-anak ini sesuatu," jelas Wilson yang datang jauh-jauh dari San Diego di selatan California menuju Paradise di utara.

Awalnya, ia ingin memberikan gift card saja, kemudian ia tersadar bahwa uang jauh lebih signifikan, sebab kebutuhan anak-anak berbeda-beda.

"Biarlah mereka menentukan apa yang ingin mereka lakukan dengan uang itu. Mungkin mereka akan menolong keluarga mereka, mungkin mereka ingin membeli bensin untuk mobil mereka, mungkin mereka ingin membeli sepeda, terserah mereka," ucap pria 89 tahun itu.

Tidak sekadar memberi uang, ia pun memberi dukungan emosional kepada murid dengan tulisan di cek berbunyi: "Tolong pahami bahwa kamu tidak sendirian, seseorang yang datang dari sejauh San Diego peduli padamu dan memiliki kepercayaan kuat bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini."

Kebakaran hutan di California mencapai titik nadirnya pada beberapa minggu belakangan ini. Di Paradise saja, semua sekolah rusak dan setidaknya 5.000 orang kehilangan rumah mereka.

2 dari 2 halaman

Kebakaran Dahsyat California

Dua kebakaran menghancurkan telah berkecamuk di beberapa bagian California. Kejadian ini bukan baru terjadi sekali, melainkan ke sekian kalinya di negara bagian itu.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu, 18 November 2018, para pakar menduga banyak penyebab kebakaran tersebut, mulai dari pertumbuhan populasi, kerusakan peralatan hingga perubahan iklim. Mereka menyatakan kebakaran maut itu mungkin menunjukkan bahwa hal yang lebih buruk akan terjadi.

Jennifer Balch, direktur Earth Lab di University of Colorado Boulder, mengatakan kebakaran di bagian barat Amerika semakin intensif.

Ada peningkatan lima kali lipat dalam hal jumlah kebakaran besar sejak tahun 1970-an, jelas Balch. Jadi, setiap 20 kebakaran yang terjadi pada tahun 1970-an, jumlahnya sekarang ini mencapai 100 kebakaran. Kawasan yang terbakar juga berlipat dua, jelas Balch.

Perubahan iklim telah membawa suhu yang lebih hangat dan variasi ekstrem salju dan hujan, yang menyebabkan tahun-tahun kering dan basah, ujar Leroy Westerling, yang mengkaji kebakaran hutan dan iklim di University of California, Merced. Ia mengatakan variasi itu menimbulkan lebih banyak kebakaran.

Kebakaran yang menjalar cepat melalui semak-semak yang sangat kering juga dapat menimbulkan korban, ujar Westerling, seperti kebakaran serupa yang menghancurkan sebagian besar kota Paradise di bagian utara California.

Westerling mengatakan, musim kebakaran yang panjang di California kini terjadi hingga akhir musim gugur, sewaktu kondisi kering menunda jatuhnya hujan musim dingin, dan angin kencang mengobarkan api yang masih menyala.

Perpindahan populasi menyebabkan pula lebih banyak peluang api yang terpercik, dengan orang-orang berpindah ke tempat-tempat yang mudah terbakar dan mereka mendirikan rumah di jalur api, kata Balch.

Ia mengatakan faktor manusia menyebabkan 84 persen kebakaran hutan, dan sambaran petir merupakan penyebab selebihnya.

Peralatan yang rusak serta kabel listrik yang roboh banyak menjadi penyebab kebakaran, dan pihak berwenang sedang berupaya menyelidiki apakah rusaknya peralatan dari perusahaan gas dan listrik yang memicu dua kebakaran besar di California. 

 

Video Terkini