Sukses

Pembangunan TOD di Jalur LRT Terkendala Masalah Pembebasan Lahan

Sampai dengan 16 November 2018 progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT wilayah Jabodebek Fase I telah mencapai 49,1 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Keuangan PT Adhi Karya (Perso) Tbk (ADHI) Entus Asnawi mengungkapkan pegerjaan proyek untuk Transit Oriented Development (TOD) di sepanjang jalur kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek masih terkendala. Salah satu masalah yang menghadang adalah sulitnya pembebasan lahan.

"Memang untuk TOD yang di Bekasi Timur ini masih tertunda karena pembebasan tanahnya belum selesai," kata Entus saat ditemui di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Entus menyebut sembari menunggu masalahan pembebasan lahan di area Bekasi Timur, Adhi Karya akan membuat alternatif lain yakni melakukan pembangunan TOD di Cibubur. "Sedang diusulkan, sedang dibuat juga desainnya kalau Cibubur ini kepemilikannya ada tanahnya Adhi," katanya.

Nantinya memang untuk TOD sendiri selain dibangun di Bekasi Timur, akan dibangun di dua lokasi berbeda yakni untuk di Bogor dan Cibubur.

"Jadi supaya layanan Cawang-Cibubur jalan hanya ada dua long span selebihnya sudah selesai. Nah kalau nanti di situ bisa diterima untuk development nanti kami bisa operasikan," katanya.

Sebagai informasi, sampai dengan 16 November 2018 progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT wilayah Jabodebek Fase I telah mencapai 49,1 persen. Di mana rincian untuk progres pada setiap lintas pelayanannya adalah Cawang-Cibubur sebesar 71 ,3 persen. Cawang Kuningan Dukuh Atas mencapai 37,2 persen dan Cawang Bekasi Timur mencapai 41,8 persen.

Sedangkan untuk pelaksanaan pembangunan prasarana LRT wilayah Jabodebek Fase l direncanakan selesai pada tahun 2019. Adapun sejak September 2015 proyek ini menelan nilai pekerjaan sebesar Rp 22,8 triliun.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Adhi Karya Tegaskan Proyek LRT Jabodebek Masih Terus Berjalan

Direksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk menegaskan pengerjaan proyek Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek tidak dihentikan dan masih berlanjut. Hanya saja, waktu pengerjaan proyek tersebut dikaji ulang oleh pemerintah.

"LRT yang dihentikan sudah dibahas dan sudah diklarifikasi. Itu tidak dihentikan tapi ada window time yang diatur," kata Direktur Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Entus Asnawi di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Entus mengakui, di ruas Tol Jakarta-Cikampek kilometer 17 kerap terjadi penumpukan pengerjaan proyek besar secara bersamaan. 

Selain LRT Jabodebek, ada juga pembangunan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek serta Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.

"LRT sendiri relatif sudah tidak mengganggu jalan. Window timenya kita startnya jam 22.00 WIB hingga 05.00 WIB," jelas dia.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memastikan bahwa pengerjaan proyek Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di ruas tol Jakarta-Cikampek (Japek)  tetap berjalan atau dengan kata lain tidak ada penundaan.

Pemerintah, menurut dia, hanya menginstruksikan pengerjaan proyek di ruas Cikampek dilakukan secara bergantian.

"LRT tidak ada penundaan. Dari awal (target) selesainya akhir 2019," kata dia, Selasa (27/11).

Menurut Menhub, yang dia instruksikan beberapa waktu lalu adalah mengatur agar proyek-proyek akan dilakukan secara bergilir.

"Yang saya sampaikan kemarin bukan penundaan tapi me-manage waktu mereka bekerja dengan waktu dan ruang. Digilir iya," kata dia.

Dia menegaskan bahwa proyek-proyek tersebut akan tetap berjalan dan selesai sesuai dengan jadwal yang telah dipatok sebelumnya.

"Katakankah di Cikunir yang kerja elevated dulu setelah itu KCC. Tapi saya mengapresiasi rencana-rencana mereka untuk mulai mengoperasikan. Elevated harus selesai saat mudik Lebaran. LRT akhir 2019 tidak ada penundaan, tetap (berjalan)," tegas Menteri Budi. (Teresa Rachel)