Sukses

Meredanya Perang Dagang AS-China Bawa Keuntungan Buat RI

Adanya perang dagang AS-China membuat ekonomi global mengalami ketidakstabilan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyambut baik keputusan gencatan senjata antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait perang dagang.

Darmin mengungkapkan, adanya perang dagang membuat ekonomi global mengalami ketidakstabilan. Indonesia turut merasakan dampak tersebut dengan melemahnya nilai tukar rupiah. Namun beruntungnya, rupiah kembali mulai menguat.

"Perang dagang, perlu rupiah menguat meski sudah menguat di akhir Oktober lalu," ujar dia di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (3/12/2018).

Dia mengungkapkan, saat ini rupiah mengalami penguatan paling besar dibandingkan dengan mata uang negara lain.

"Melihat negara-negara ASEAN dan emerging market yang besar-besar, maka sebulan terakhir ini rupiah mengalami peningkatan dan penguatan terdepan," kata dia.

Oleh sebab itu, dengan meredanya perang dagang, Darmin berharap rupiah bisa terus menguat. Selain itu, gencatan senjata di perang dagang ini akan membuat pemerintah lebih leluasa dalam menjalankan program-programnya.

"Oleh karena itu, perang dagang semakin mereda, kita akan bisa menjalankan program-program ekonomi yang lebih baik," tandas dia.

2 dari 2 halaman

Perang Dagang: AS-China Gencatan Senjata Selama 90 Hari

Di luar dugaan, pertemuan G20 berhasil mencairkan suasana perang dagang antara Amerika Serikat(China) dan China. Keputusan gencatan senjata dilakukan selama 90 hari.

Dilaporkan Bloomberg, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertatatap muka di meja makan malam bersama jajaran mereka. Turut mendampingi Presiden Trump adalah Menteri Keuangan Steve Mnuchin, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, serta Jared Kushner, menantu Trump sekaligus penasihat senior Gedung Putih.

Kedua pihak sama-sama menyambut positif hasil pertemuan. Selama gencatan senjata ini, kedua pihak akan mencari jalan keluar perang dagang. Dengan ini, AS tidak akan menaikkan tarif barang impor China senilai USD 200 miliar menjadi 25 persen, dan tetap 10 persen.

"Kedua pihak percaya bahwa tercapainya persetujuan prinsipil di antara kedua presiden telah secara efektif mencegah melebarnya gesekan ekonomi antara ke dua negara," jelas Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang juga hadir di pertemuan bersama para pejabat tinggi Partai Komunis China.

Juru bicara presiden AS Sarah Sanders berkata pihak China juga sudah setuju untuk membeli lebih banyak produk agrikultur dan industri AS untuk mengurangi ketidakseimbangan dagang antara dua negara. Sebelumnya, China menyasar produk kedelai AS sebagai siasat balasan di perang dagang.

CGTN, media pemerintah komunis China, juga turut menuliskan hasil positif pertemuan tersebut, Presiden Xi juga disebut senang dapat bertemu dengan Presiden Trump. Selama G20 berjalan, Presiden Xi cenderung memakai retorika diplomatis dan berbicara keterbukaan dan inklusivitas dalam perdagangan global. 

"Kerja sama win-win adalah satu-satunya pilihan untuk komunitas internasional," ucap Xi.

Media China tersebut juga mengutip Wang Yi yang menjelaskan akan ada pertemuan lanjutan antara kedua belah pihak, dan bahwa AS dan China perlu memperkuat kerja sama untuk menjaga perdamaian dunia dan stabilitas. Wang Yi turut mencatat terdapat lebih banyak kepentingan bersama ketimbang perbedaan antara dua negara.

Tidak seperti biasanya, Trump belum banyak bicara di Twitter, baik itu mengenai isu perang dagang atau G20. Ia berkata akan menunggu sampai selesainya prosesi pemakaman mantan presiden George H.W. Bush sebelum memberi konferensi pers.