Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat di awal pekan ini. Hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.313 hingga 14.288 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Senin (3/12/2018), rupiah dibuka di angka 14.270 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.301 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.237 per dolar AS hingga 14.270 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mengalami pelemahan 5,11 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.252 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.339 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, pergerakan rupiah mencoba untuk bergeming dengan adanya pertemuan antara Presiden Xi dan Presiden Trump.
"Di sisi lain, masih adanya sejumlah sentimen positif, baik dari Bank Indonesia (BI) maupun langkah pemerintah untuk memanfaatkan perang dagang tersebut sebagai peluang meningkatkan investasi di dalam negeri, diharapkan dapat menjadi sentimen positif untuk membuat laju rupiah melanjutkan kenaikannya," ujar Reza.
Ia memperkirakan, hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.313 hingga 14.288 per dolar AS.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tax Holiday
Pergerakan rupiah di akhir pekan lalu, yang sekaligus menjadi penutup bulan November, cenderung kembali melanjutkan kenaikannya.
Laju rupiah memanfaatkan pelemahan dolar AS setelah terimbas sikap pelaku pasar yang menahan diri jelang pertemuan Presiden Xi dan Presiden Trump di sela pertemuan G-20 Summit yang akan membahas kesepakatan dagang.
Di sisi lain, pergerakan rupiah mendapat sentimen positif dari rencana pemerintah yang akan memberikan keleluasaan bagi industri yang tidak tercantum dalam aturan tax holiday untuk turut menikmati fasilitas libur pajak tersebut melalui mekanisme yang berbeda.
Selain itu, sentimen positif lainnya yaitu adanya penilaian BI yang mencatat adanya aliran modal asing asing yang masuk ke pasar surat berharga negara, serta kian maraknya transaksi pasar uang dengan menggunakan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward).
Advertisement