Liputan6.com, Jakarta PT Perkebunan Nusantara (Persero) yang merupakan holding BUMN perkebunan merencanakan pengembangan lahan tebu ke luar Pulau Jawa. Upaya ini dilakukan mengingat semakin terbatasnya lahan sekitar Pabrik Gula (PG) di Pulau Jawa.
EVP Gula dan Tanaman Semusim PTPN III Aris Toharisman mengatakan setidaknya sudah ada tiga titik yang akan dikembangkan menjadi lahan tanaman tebu yang merupakan bahan baku pembuat gula.
Advertisement
Baca Juga
Pertama, holding BUMN perkebunan ini akan mengembangkan lahan seluas 4.500 hektar (ha) di Tinanggea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Ini merupakan lahan milik PTPN XIV yang selama ini kurang produktif.
"Ini lokasinya tidak jauh dari Pabrik Gula di Bombana, Kendari. Jaraknya sekitar 60 km. Tahap awal kita kembangkan tanaman tebu untuk kemudian digiling ke swasta, sebelum nanti perlahan kita akan bangun pabrik sendiri," kata dia saat berbincang dengan wartawan, Jumat (7/12/2018).
Kedua, lahan yang menjadi sasaran adalah di Waingapu, Sumba Timur. Di sana PTPN memiliki lahan 7.200 ha. Lahan tersebut saat ini digunakan untuk peternakan sapi. Nantinya dari lahan itu, sekitar 6.000 ha akan digunakan untuk menanam tebu. Lahan ini hanya berlokasi 40 km dari PG Muria Sumba Manis milik Djarum.
"Ketiga, kami coba akan maksimalkan lahan di Lampung. Nanti tebu dari sini akan kita manfaatkan untuk memasok PG Bunga Mayang. Selama ini kita pasok ke swasta," tegasnya.
Tak hanya di luar Jawa, PTPN juga memaksimalkan pengembangan laham di Jawa. Untuk di Jawa, PTPN telah menjalin kerjasama dengan Perum Perhutani. Beberapa lahan Perhutani nantinya akan ditanami tebu.
Tingkatkan Kualitas Pabrik Gula, PTPN Butuh Rp 13 Triliun
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang juga sebagai Holding BUMN Perkebunan tengah fokus dalam upaya meningkatkan produktifitas dan kualitas gula, yang menjadi salah satu produk andalan perusahaan.
Upaya yang dilakukan dengan meningkatkan efisiensi pabrik-pabrik gula miliknya. Efisiensi dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas Pabrik Gula (PG) dan mengurangi PG yang dianggap sudah tak efisien.
Direktur Utama PTPN III Doly Pulungan mengatakan, dalam rangka revitalisasi PG, dikeluarkan anggaran sekitar Rp 4,7 triliun sejak 2016.
Baca Juga
"Jadi kita regrouping PG ini dan kita tigkatkan kapasitas dan kualitas produksinya. Sejak 2016 sudah Rp 4,7 triliun investasi yang kita keluarkan dan sampai 2022 nanti total kita butuh Rp 13 triliun," ungkap dia di kantornya, Kamis (6/12/2018).
Seperti diketahui, Holding BUMN Perkebunan ini memiliki roadmap program revitalisasi PG akan selesai pada 2022. Dengan demikian, ditargetkan produksi gula PTPN nanti akan menjadi 1,4 juta ton per tahun dari saat ini hanya sekitar 850 ribu ton per tahun.
Sementara EVP Gula dan Tanaman Semusim PTPN III, Aris Toharisman menjelaskan, sebesar Rp 4,7 triliun yang sudah dikeluarkan ini dialokasikan untuk revitalisasi 7 PG.
Dari 7 PG tersebut diantaranya PG Mojo di Sragen dan PG Rendeng di Kudus. Kedua PG tersebut memiliki kapasitas produksi masing-masing ditingkatkan dari 2.500 TCD menjadi 4.000 TCD.
Kemudian ada PG Gempolkrep di Mojokerto yang kapasitasnya 6.500 TCD ditingkatkan menjadi 10 ribu TCD.
"Yang kapasitas 10 ribu TCD ini akan kita integrasikan dengan pabrik etanol dan produk turunannya," tegas Aris.
Dia menuturkan, Rp 4,7 triliun diperoleh dari Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 3 triliun dan sisanya berasal dari kas perusahaan.
Sementara sisa investasi sekitar Rp 8,3 triliun akan diusahakan PTPN III dari pinjaman perbankan dan juga kas perusahaan.
PTPN III saat ini tengah merevitalisasi 32 PG. Kapasitas produksi 32 PG tersebut nantinya akan ditingkatkan menjadi minimal 4.000 TCD.
Advertisement